Laporan Wartawan SuperBall.id, Mochamad Hary Prasetya
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Ketua Penyelenggara, Heri Sudrajat, menepis tanggapan tentang adanya kecurangan dalam cabang olahraga (cabor) Sepatu RodaPON Jawa Barat pada Kamis (22/9/2016).
Seperti diketahui, kontingen DKI Jakarta dan Jawa Timur sedikit memprotes tentang lintasan yang tidak dipasang oleh timer digital.
Sehingga sang wasit yang memberikan penilaian waktu menggunakan timer manual atau stopwatch.
Kedua kontingen tersebut juga memprotes tentang waktu yang diumumkan itu bukan satu persatu melainkan seluruh atlet tampil dahulu.
Hal itu membuat kedua kontingen tersebut merasa khawatir dan hasilnya terbukti pada nomor ITT kelas 300 meter putra.
Dalam hitungan hasil penitia sangat berbeda dengan catatan waktu dari beberapa kontingen.
Hasil panitia menyatakan atlet Jawa Barat mendulang medali emas atas nama Azmi Al Ghifari Djayadi dengan catatan waktu, 26,256 detik.
Azmi lalu disusul Mirko Andrasari dari DKI Jakarta 26,258 detik di posisi kedua.
- Sedangkan medali perunggu diraih Jatim, Reza Oktoriyanto (26,463 detik).
Sementara dalam hitungan DKI Jakarta dan Jatim, medali emas seharusnya jatuh ke atlet DKI.
Oleh karena itu, Heri mengatakan bahwa pihak panitia telah mengantisipasi dengan menggunakan tiga stopwatch.
Bahkan, kata Heri, masing-masing stopwatch menggunakan kelipatan seper seribu detik.
Sementara dalam hitungan DKI Jakarta dan Jatim, medali emas seharusnya jatuh ke atlet DKI.
Oleh karena itu, Heri mengatakan bahwa pihak panitia telah mengantisipasi dengan menggunakan tiga stopwatch.
Bahkan, kata Heri, masing-masing stopwatch menggunakan kelipatan seribu.
"Tidak mungkin bisa terjadi kecurangan, setiap kontingen punya catatan waktu sendiri, ini bisa dicocokan dengan catatan wasit," ucap Heri Sudrajat seperti dilansir dari website KONI DKI.
Lebih lanjut Heri pun menjelaskan tentang timer digital yang tidak tersedia dalam lintasan sepatu roda.
Sebenarnya, alat sensor tersebut baru datang tiga hari sebelum penyelenggaraan.
Namun, untuk memasang timer otomatis membutuhkan waktu dan mengoperasikannya.
"Sebenarnya alatnya sudah ada tapi waktunya mepet untuk memasang alat, selain itu butuh waktu untuk mempelajari dan menggunakan alat timer itu," ucap Heri. (*)