News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

PON 2016

Gulat DKI Belum Beruntung: Pegulat Erikson & Lutfi Azhar Kurang Dukungan Suporter DKI

Penulis: Toni Bramantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Pengprov PGSI DKI Jaya Steven Setiabudi Musa (berdiri no 1 dari kanan) dan manajer tim Paruntungan Sianturi, dan rekan-rekannya sedang memberi semangat kepada salah seorang atlet Gulat DKI Jakarta, Erikson (terduduk kaos putih)

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Atlet Gulat DKI Jakarta, Erikson Tambunan dan Lutfi Azhar belum beruntung untuk mempersembahkan prestasi terbaiknya di pentas gulat PON XIX-2016, Bandung.

Mereka sebelumnya diperkirakan mampu menambah dua medali emas untuk kontingen DKI Jaya. Erikson Tambunan, yang tampil di kelas 61 kg, harus mengakui keunggulan Handaka Wiguna dari Jabar di babak semifinal, Minggu (25/9) sore di GOR Saparua Bandung.

Erikson beberapa kali 'kecolongan' dari salah satu lawan terberat yang juga rekan sepekerjaannnya di Kantor Kemenpora.

Sementara itu, Lutfi Azhar yang tampil di kelas 125 kg juga harus mengakui keunggulan Ronal dari Sumsel.

Menariknya, Ronal yang baru sekali ini bertemu Lutfi, baru sekali ini bermain di kelas atas setelah sebelumnya 'berkuasa' di kelas-kelas bawah. Erikson dan Lutfi sebenarnya diunggulkan di kelasnya masing-masing.

Erikson bahkan juara bertahan kelas 61 kg ini, meraih medali emas di PON XVIII-2012, Riau. Tak mengherankan kalau Erikson sangat terpukul, dia amat menyesali kekalahannya dari Handaka Wiguna.

Erikson menangis, air matanya bercucuran, bahkan sesekali sesenggukan saat dihibur oleh Ketua Pengprov PGSI DKI Jaya Steven Setiabudi Musa, manajer tim Paruntungan Sianturi, dan rekan-rekannya.

"Erik sangat terpukul," kata Steven Setiabudi Musa.

Erik dan Handaka Wiguna sudah beberapa kali bertemu dan saling mengalahkan. Namun, kali ini Erik agaknya tak menyangka jika Handaka tampil lebih agresif.

Dukungan dari puluhan suporter Jabar yang terus melontarkan nyanyian dan sorak sorai sepanjang mereka berlaga, juga membuat Handaka lebih 'bernafsu'.

Sementara, di sisi lain, tak ada dukungan suporter untuk Erik. Handaka juga aktif memberi isyarat pada kerumunan suporter Jabar untuk terus atraktif.

"Erik seperti berlaga sendirian," keluh Steven, yang sejak Minggu siang mendampingi atletnya berlaga di GOR Saparua.

"Mestinya ada pengerahan suporter dari pimpinan kontingen DKI, khususnya dari atlet-atlet cabor yang sudah selesai bertanding," kata manajer tim Paruntungan Sianturi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini