TRIBUNNEWS, COM. JAKARTA - Pencinta olahraga berkuda ketangkasan atau equestrian tentu tidak akan mengabaikan pergelaran Seri Kejuaraan Dunia Berkuda Ketangkasan Nomor Lompat Rintangan atau FEI World Jumping Challenge (FEI WJC), yang untuk Indonesia dilangsungkan pada Minggu, Rabu dan Minggu, 6, 9, dan 13 November 2016 di APM Equestrian Centre, Tigaraksa, Tangerang.
Seri Kejuaraan Dunia Equestrian khusus Jumping ini memang dilombakan sedemikian rupa untuk memberikan waktu atau kesempatan pada pesertanya, baik atlet dan kudanya, mempersiapkan diri lebih baik pada setiap putaran yang dilombakan. FEI WJC dipertandingkan dalam tiga putaran dengan tiga ronde dari tiga kategori.
Yakni, kategori A atau kelas 130 cm, kategori B kelas 120 cm dan kategori C kelas 110 cm. Putaran perdana ronde pertama dari kategori A, B dan C dipertandingkan pada Minggu ini mulai pkl 14.00 WIB, dengan Ho Na Yue dari Singapura menjadi juri kepala (President of the ground jury).
Di kategori C, akan tampil Brayen Brata Coolen (Aragon), Jojo Jonathan (Emporium Horse Club Surabaya), Yoel Momongan (Tungadi Family), Hidayatullah (Aragon), dan Herdian Ramadhan (Aragon). Brayen akan bermain dengan dua kuda, yakni Devito dan Pramudha Wardhani.
Di kategori B, ada empat rider yang bersaing, yakni Adi Katompo (APM Equestrian Centre), Brayen (Aragon). Ferry Agustian (Universitas Budi Luhur), dan Marco Momuat (Universitas Budi Luhur).
Adi menunggang kuda Elite, sementara Brayen dengan Aragon's Bo, Ferry Quite Violle, dan Marco Charlie Lalan. 'Super seru' pertama dari putaran awal FEI WJC ini tentunya tersaji di kategori A.
Di sini ada tujuh rider yang bersaing. Yakni, juara bertahan Adi Katompo (APM Serafina/APM Equestrian Centre), Brayen Brata-Coolen (Loubega/Aragon Lembang), Steven Manayang (Casiopea/D'Riders), Yoel Momongan (Rox/D'Riders), Asep Lesmana (APM Levisto/APM Equestrian Centre), Marco Wowiling (I'm Special/Universitas Budi Luhur), dan Jendry Palandeng (APM Wadecky/Universitas Budi Luhur). tb