TRIBUNNEWS, C0M. JAKARTA - Kegiatan olahraga berkuda untuk tahun 2016 sudah diakhiri dengan Arthayasa Jumping Competition yang digelar pada Sabtu dan Minggu lalu di Arthayasa Stable, Cinere.
Kompetisi lompat rintangan dari disiplin berkuda ketangkasan (equestrian) itu melibatkan rider-rider tangguh dari berbagai stable, termasuk Yan Yan Hadiansyah, Brayen Brata coolen, kakak-beradik Ferry dan Andry Sutoyo.
Tak ketinggalan pula rider-rider muda, remaja dan belia seperti Dwi Putri Sita Handayani serta kakak-beradik Muhammad Akbar Maulana dan Muhammad Akbar Kurniawan.
Sementara itu, dari disiplin pacuan, rangkaian persaingan kuda pacu sepanjang tahun ini sudah ditutup dengan kelangsungan Bank Nagari Sawahlunto Derby, pekan silam di Sawahlunto, Sumbar.
Gelaran Sawahlunto Derby mengiringi suksesnya seri-2 Kejurnas Pacuan PP Pordasi 2016, atau final Kejurnas 2016, yang dilangsungkan sebelumnya di Tegalwaton, Salatiga, Jateng.
Final Kejurnas Pacuan 2016 menempatkan kontingen Jabar sebagai juara umum, dengan mengungguli juara bertahan yang sebelumnya diunggulkan kembali mempertahankan gelarnya, yakni kontingen tuan rumah Jateng.
Keberhasilan kontingen Jabar menjadi juara umum Kejurnas 2016 ditulang-punggungi penampilan menawan kuda-kuda asal Aragon Horse Racing & Equestrian Sport, Lembang.
Bayangkan! Dari 10 kelas Kejurnas, enam diantaranya dimenangkan oleh kuda-kuda Aragon. Yakni, Intan Suminar di kelas E, Macho di kelas D-1400 meter, Arum Cahaya kelas C-1100 meter, Pusaka kelas B-1850 meter, Djohar Manik kelas A-1300 meter Super Sprint, Red Silanos kelas A-2200 meter Star of Stars.
"Dua tahun berturut-turut Aragon menyandingkan kelas Super Sprint dan Star of Stars," demikian diingatkan oleh pendiri Aragon Mohammad Chaidir Saddak, yang juga Ketua Umum PP Pordasi itu, Rabu (14/12/2016).
"Dua tahun berturut-turut kuda Aragon juga menang kelas B jarak 1850 meter itu dua tahun berturut-turut," sambung Eddy Saddak terkait keberhasilan kuda Pusaka.
Kebanggaan pendiri Aragon itu juga sekaligus menjadi kebanggaan dua putri kembarnya, Karisa dan Karina Saddak. Ada cerita tersendiri terkait Karina, yang selama ini intens menangani kuda-kuda pacu milik stable-nya.
Karina terlihat demikian surprise, bangga dan senang memegang trophy juara umum Kejurnas Pacuan 2016 tersebut. Dia mengirim foto saat memegang trophy dan diberi ciuman sayang oleh ayahnya.
Di foto itu ada komentar dari Karina: "Tell me I can't, then watch me to work twice as hard to prove you wrong".
Eddy Saddak layak bangga dikaruniai putri kembar yang sama-sama memiliki kecintaan luar biasa dan 'sense of belonging' tinggi terhadap olahraga berkuda yang memang sudah disukainya sejak remaja. "Like father like daughter," begitu kata orang-orang berkuda. tb