TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pebulutangkis tunggal putri Indonesia, Linda Wenifanetri secara resmi telah mengajukan surat pengunduran diri dari pelatnas per 21 Desember 2016.
Ia telah memutuskan akan pensiun dari bulutangkis mulai awal tahun 2017 usai berkarir selama kurang lebih 15 tahun dimana delapan tahunnya dihabiskan di Pelatnas Cipayung.
Linda mengaku sudah mencapai titik maksimal di karirnya sehingga memutuskan untuk pensiun.
“Saya merasa sudah maksimal dan ini sudah saya rembukan dengan keluarga dan orang terdekat saya untuk mengambil suatu keputusan yang besar, saya retired bukan keluar. Sudah matang dan Insya Allah yang terbaik. Keluarga juga alhamdulillah ngerti dan ternyata mereka lebih ngerti saya," kata Linda
Usai pensiun nanti, dara kelahiran 18 Januari 1990 ini mengaku ingin fokus kuliah dan berencana berbisnis. Linda saat ini memang tercatat sebagai mahasiswi S1 Akuntansi di Universitas Trisakti.
“Setelah ini saya fokus dengan kuliah ekstensi saya dan rencananya sambil terusin bisnis keluarga tapi tetap akan olahraga karena keluarga saya pecinta olahraga juga," ucap Linda lagi.
Sebagai pebulutangkis, Linda sempat beberapa kali menyumbangkan prestasi bagi Indonesia diantaranya saat menjuarai India Open Grand Prix Gold 2012 dan merebut medali perunggu di Kejuaraan Dunia 2015 di Jakarta. Dan momen di Kejuaraan Dunia 2015 itu menjadi kesan paling mendalam yang ia rasakan.
“Momen terbaik pasti di Kejuaraan Dunia 2015, saya masih suka nangis kalau inget itu. Saat itu saya dapat wild card dan sempat jadi masalah karena saya geser senior saya padahal saya udah pasrah, saya tahu saya nggak lolos dan nggak mau maksain juga tapi saya mendapat kesempatan untuk main. Saya merasa merasa itu kesempatan dan tanggung jawab untuk memberikan yang terbaik. Alhamdulillah bisa perunggu. Mungkin orang lihat cuma perunggu tetapi itu emas buat saya. Karena untuk mendapatkan itu nggak bisa dibayar dengan uang tetapi dengan kerja ekstra keras, team work, dan usaha yg maksimal," jelas Linda.
Disinggung mengenai nomor tunggal putri, Linda mengaku masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan tapi dia optimis kepada adik-adik juniornya untuk menyumbang prestasi ke depannya.
“Kita masih banyak PR ke depannya tapi saya harap mereka bisa jauh lebih baik prestasinya dari saya dan tetap saling support satu sama lain karena kita di sini keluarga bukan hanya teman. Kita di sini satu, bawa nama merah-putih.” ujar Linda
“Saya lihat Fitri, Hanna, Gregoria prestasinya sudah mulai terlihat dan mereka termasuk yang lain selagi terus kerja keras dan mau belajar tanpa perduli dengan kalah dan keadaan maka saya yakin bakal ada hasilnya.” Tambahnya.
Di akhir, Lindaweni dengan mata yang berkaca-kaca menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran karirnya selama ini.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada PBSI yang sudah memberikan kesempatan selama delapan tahun kepada saya, terima kasih ketua umum PBSI, terima kasih kak Rexy, terima kasih pelatih tunggal putri, mas Bambang, kak Sarwendah, kak Marlev, para pemain tungggal putri yang sudah seperti keluarga, pelatih sektor lain terutama kak Richard, sosok yang sangat berarti buat saya, terima kasih juga buat koh Chris, sahabat saya kak Nitya, tim pendukung juga, medis, terapis, massage, pelatih fisik dan semua pengurus yang sudah saling membantu dan menciptakan kerjasama yang baik. Saya pun meminta maaf apabila ada kata-kata atau perilaku yang kurang berkenan," papar Linda.