TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sulit mendapatkan figur seperti Mohammad Chaidir Saddak di Pordasi. Tak mengejutkan jika seluruh peserta Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dari organisasi olahraga yang memayungi tiga disiplin cabang berkuda tersebut memuji kepemimpinan Mohammad Chaidir Saddak.
Eddy Saddak, sapaan Ketum PP Pordasi 2015-2019 itu, dipandang sebagai sosok yang mampu mempersatukan seluruh stakeholder berkuda nasional. Eddy Saddak juga dinilai lebih mengutamakan kepentingan organisasi ketimbang mendahulukan klub atau kelompok.
Oleh karena itu, Rakernas yang digelar akhir pekan lalu di Bandung memutuskan untuk mempertahankan kepemimpinan H. Mohammad Chaidir Saddak, MBA.
"Peserta Rakernas secara bulat memutuskan untuk tetap mempertahankan kepemimpinan pak Eddy Saddak. Kepengurusan PP Pordasi sekarang ini solid," ungkap Noviardi Sikumbang, Sekretaris Komisi Pacuan PP Pordasi, Sabtu (24/12/2016).
Beberapa waktu lalu kepemimpinan Eddy Saddak memang sempat digoyang. Sejumlah Pengprov mengajukan mosi tidak percaya, bahkan mendesak diadakannya Munaslub.
Nama Gubernur Sulut Olly Dondokambey sempat disebut-sebut sebagai calon penggantinya. Namun, kesemuanya tak terbukti di Rakernas.
Eddy Saddak yang pemilik Aragon Horse Racing and Equestrian Sport, Lembang, itu, tetap dicintai mayoritas insan berkuda nasional. Kendati demikian, bukan berarti kepengurusan PP Pordasi 2015-2019 ini tanpa cela. Rakernas merekomendasikan perbaikan kinerja organisasi, terutama di bidang kesekjenan.
Keputusan strategis lainnya dari Rakernas, antara lain, menerima dengan baik laporan kerja PP Pordasi tahun kegiatan 2015/2016. Juga, mengesahkan agenda kegiatan Tahun 2017.
"Mengupayakan kembali agar Gelanggang Pacuan Pulomas bisa digunakan dengan upaya persuasi," tutur Noviardi Sikumbang.
Rakernas juga merekomendasikan agar memperjuangkan cabor Polo dapat dipertandingkan di SEA Games Malaysia, 2017. tb