News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kaleidoskop 2016

Daud Yordan, Rio Haryanto dan Owi/Butet Bukti Kebangkitan Olahraga Indonesia di Kancah Internasional

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Ketua Komisi X DPR Sutan Adil Hendra pun tak bisa menyembunyikan kekecewaannya tatkala mendengar kabar perjuangan pebalap kebanggan Indonesia, Rio Haryanto, tak bisa lagi berlaga di ajang balap Formula 1.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gemerlap dunia olahraga pada tahun 2016 dipenuhi torehan prestasi. Setelah tidak terlalu gemerlap pada beberapa tahun sebelumnya, para atlet kebanggaan Indonesia mampu menunjukkan kebangkitan dunia olahraga tanah air.

Dimulai oleh prestasi petinju asal Kalimantan Barat, Daud Yordan yang mampu mengalahkan petinju asal Jepang, Yoshitaka Kato di Balai Sarbini, Jakarta, Jumat (5/2/2016).

Petinju yang digadang-gadang menjadi penerus kejayaan Ellyas Pical dan Chris John ini menang dengan keputusan technical decision (TD).

Kemenangan tersebut mengukuhkan Daud Yordan sebagai pemegang gelar sabuk juara WBO Asia Pasifik kelas ringan (61,2 kg).

Dua bulan kemudian, Daud Yordan kembali membuktikan kejayaannya setelah menundukkan petinju asal Argentina, Cristian Rafael Coria perebutan gelar juara tinju Kelas Ringan (61,2kg) WBA International yang digelar di Radisson Victoria Plaza, Montevidio, Uruguay, Sabtu (4/6/2016).

Bergeser ke dunia balap, pembalap Rio Haryanto mampu mewujudkan mimpi bangsa Indonesia setelah mampu beraksi di ajang Formula One. Rio Haryanto tampil bersama tim Manor Racing.

Rio menjadi pembalap kedua tim Manor Racing, mendampingi Pascal Wehrlein. Pembalap asal Solo ini mengalahkan dua kandidat lain, Will Stevens dan Alexander Rossi.

Namun Rio Haryanto tidak bergabung secara gratis. Manor mensyaratkan Rio memiliki modal sebesar 15 juta euro atau sekitar Rp 225 miliar.

Rio akhirnya mendapat jaminan dana sebesar lima juta euro atau sekitar Rp 75 miliar dari Pertamina, serta Rp 100 miliar dari Kemenpora yang didapat dari berbagai BUMN.

Masalah tersebut kembali mengemuka ketika Rio Haryanto tampil di pertengahan ajang Formula One. Tim Manor Racing meminta kekurangan dana 7 juta euro dari total 15 juta euro.

Tim Manor Racing akhirnya memutus kontrak Rio Haryanto setelah GP Jerman. Posisi Rio Haryanto digantikan oleh Esteban Ocon.

Beralih ke ajang Olimpiade Rio 2016, Indonesia kembali meneruskan tradisi medali emas. Setelah sempat absen pada Olimpiade London 2012, bulutangkis kembali menjadi cabang yang menjadi andalan Indonesia di ajang internasional.

Hal tersebut dibuktikan oleh pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yang meraih medali emas setelah menang mudah atas pasangan Malaysia Chan Peng Soon/Goh Liu Ying.

Kemenangan ini menjadi sangat spesial karena bertepatan dengan HUT kemerdekaan Indonesia yang ke-71.

Kemenangan Owi/Butet dilengkapi oleh kesuksesan atlet angkat berat Eko Yuli Irawan dan Sri Wahyuni yang mampu meraih medali perak pada ajang empat tahunan ini.

Kemenangan ini disambut suka cita oleh publik di Indonesia.

Setiba di tanah air, Owi/Butet dan atlet lainnya diarak dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, menuju kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Jakarta Pusat.

Mereka juga diarak keesokan harinya ketika diundang Presiden Joko Widodo ke Istana Negara. Selain pasangan ini, peraih medali perak Eko Yuli Irawan dan Sri Wahyuni juga ikut.

Rombongan diarak menggunakan bus Bandros yang telah dihias cantik bertuliskan "Selamat Datang Pahlawan Olahraga Indonesia".

Kemenangan ini membuat Owi/Butet mendapatkan sejumlah bonus. Pemerintah melalui Kemenpora memberikan bonus Rp 5 miliar tanpa potongan pajak.

Mereka juga mendapatkan bonus senilai Rp 1 miliar dari Djarum Foundation dan Blibli.com.

Perusahaan alat elektronik, Polytron, tidak mau ketinggalan setelah memberikan hadiah TV 65 inch, yang merupakan tipe terbesar di dunia. Serta bonus penerbangan gratis dari maskapai AirAsia.

Kemenangan kontingen Indonesia di ajang olimpiade juga diikuti oleh atlet difabel Ni Nengah Widiasih.

Dia mampu meraih satu medali perunggu dalam ajang Paralimpiade Rio de Janeiro di Brasil, 7 hingga 18 September 2016 lalu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini