TRIBUNNEWS.COM - Pembalap Rio Haryanto tidak akan bisa tampil di ajang balap kelas dunia Formula 1 (F1) musim depan karena tidak mendapat sponsor. Kendati demikian, hal tersebut tidak lantas mematahkan semangat Rio dalam menggeluti dunia balap. Ibu Rio, Indah Pennywati mengaku putranya pasti mendapatkan kesempatan tersebut di lain waktu.
"Masuk F1 adalah impian semua pembalap, tak terkecuali Rio. Tentu hal yang sangat disayangkan jika ia tidak bisa tampil di F1 musim depan. Tapi Rio tidak patah arang, " kata Indah.
Indah menambahkan, ia pun yakin Rio bisa legowo dan lapang dada bilamana kesempatan berlaga di F1 belum berpihak padanya.
Secara mental, kata Indah, Rio sendiri tidak terlihat sedih atau down. Semangat Rio dalam kembali ke panggung F1 diyakini Indah mengalahkan rasa sedihnya itu. "Dia tetap semangat. Ia sudah pernah tampil di F1 sebelumnya. Tapi kalau musim depan kenyataannya dia belum bisa main di F1, saya yakin Rio bisa menerima keadaannya, " kata Indah.
Jika kesempatan tersebut kembali datang di tahun 2018, Indah pun dengan yakin mengatakan Rio tidak akan melewatkan kesempatan itu.
"Tidak masuk F1 di tahun 2017 bukan berarti dia berhenti balap sama sekali. Kalau tahun berikutnya ada kesempatan, tentu pasti akan diambil, " katanya.
Sebagai gantinya, kata Indah, Rio nantinya bakal mengisi waktu dengan bekerja sebagai pegawai kantoran di perusahaan keluarganya yang bergerak di bidang stationery (alat-alat tulis-red). "Ya tentu kan dia harus ada kegiatan. Dia bisa bantu-bantu bapaknya di kantor, " kata Indah lagi.
Dukungan terhadap Rio pun datang dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Deputi III Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora, Gatot Dewa Broto mengatakan bahwa Rio harus tetap berusaha walau tahun ini ia harus rela tidak berada di panggung F1. "Kami tentu saja turut prihatin saat itu mendengar info Rio tidak bisa berlaga lagi di F1. Harapan kami karier Rio tidak berhenti hanya karena soal dana, meski kami akui itu faktor utama, " kata Gatot.
Menurut Gatot, pihaknya sudah mengetahui hal tersebut dari pihak Pertamina, yang dulu merupakan sponsor Rio. "Awalnya Pertamina didekati Sauber, dan sejak semula memang Pertamina sudah komit mau bantu Rio, asalkan Rio tidak balap di bawah naungan Manor, " kata Gatot.
Namun, dilalah, Sauber menuntut kepastian Rio dalam tempo waktu yang singkat, sementara dana belum ada. "Karena Sauber minta buru-buru, ya akhirnya seat Rio lepas nya tepat dua hari jelang malam Natal. Kami pun tidak bisa memaksa Pertamina, karena itu menyangkut anggaran yang tidak kecil, " katanya.