News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mozart Eclipse dan Moritz Eclipse Berjaya di Pacuan Singapura

Penulis: Toni Bramantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ir.Iman Hartono memegang piala, didampingi tim manajemen Eclipse Stable, serta Ketum PP Pordasi Mohammad Chaidir Saddak, Ketua Komisi Pacuan Ir.H.Munawir, dan sekretaris panpel Noviardi S.

TRIBUNNEWS, COM. JAKARTA - Olahraga berkuda sejak dulu sudah dikenal di Indonesia, baik ketangkasan (equestrian) atau pacuan.

Dari berbagai dinamika yang terjadi, pacuan kuda yang kini lebih berkembang di banyak daerah, seiring dengan semaraknya peternakan kuda.

Kuda-kuda equestrian lebih sempit pergerakannya, karena hampir sebagian besar kuda kategori ini harus didatangkan dari luar negeri.

Kuda-kuda pacu tangguh pada umumnya juga berasal dari daratan Eropa, walau pada akhirnya dikembangkan lewat perkawinan silang. Kuda-kuda pacu yang berkompetisi di berbagai kejuaraan pacuan kuda di tanah air dewasa ini lebih banyak dari hasil perkawinan-perkawinan silang, termasuk antara kuda impor dengan kuda lokal.

Bicara lebih jauh tentang kuda pacu, beberapa klub berkuda besar di Indonesia sudah cukup lama pula turut berkiprah di kejuaraan mancanegara. Ini bisa dimaklumi karena peserta pacuan kuda di luar negeri sepenuhnya adalah kuda-kuda tangguh dari Eropa, yang kecepatan larinya jauh melampaui kuda-kuda pacu yang berkompetisi di berbagai pacuan di Indonesia, terutama pada spesialisasinya masing-masing.

Klub-klub berkuda besar seperti Aragon yang dimiliki oleh Mohammad Chaidir Saddak dan Eclipse Stable, yang kepunyaan Ir.Iman Hartono di Solo, cukup rutin menampilkan kuda-kuda pacunya di kejuaraan bulanan atau bahkan mingguan di Malaysia dan Singapura.

Eclipse Stable bahkan disebut-sebut memiliki cukup banyak kuda pacu untuk secara permanen diikutkan dalam berbagai perlombaan bergengsi di Singapura. Pada Jumat (17/2/2017) lalu, misalnya, dua kuda milik Eclipse Stable berjaya pada kejuaraan bergengsi di Singapore Turf Club, di Singapore Turf Club Riding Centre, Woodland.

Ini merupakan salah satu kejuaraan yang melibatkan kuda-kuda pilihan dengan joki-joki handal di mana mereka berlaga di atas lahan gambut yang demikian halusnya, sebagaimana yang terjadi pada perlombaan-perlombaan internasional di berbagai negara Eropa di mana olahraga pacuan kuda sudah menjadi industri, sebagaimana sepakbola.

Dua kuda Eclipse Stable-nya Ir.Iman Hartono yang menuai prestasi pada perlombaan bergengsi di Singapore Turf Club Riding Centre Jumat malam itu adalah Mozart Eclipse dan Moritz Eclipse.

Mozart Eclipse lebih dulu mengungguli lawan-lawannya di race pertama, sementara Moritz Eclipse menyusul kemudian di race ke-7. Hebatnya lagi, baik Mozart Eclipse dan Moritz Eclipse saat itu sama-sama ditunggangi oleh joki A'isisuhairi Kasim.

A'isisuhairi Kasim bukan nama yang asing bagi komunitas pacuan di negeri Singa itu. Ia pernah dua kali menyambar gelar sebagai joki terbaik Singapura.

Sukses menuai prestasi dengan Mozart dan Moritz, A'isisuhairi Kasim tentunya memberikan kebanggaan pada Eclipse Stable. Hal itu secara terbuka juga diakui oleh Steven Burridge, pelatih asal Australia yang bertahun-tahun menempa A'isisuhairi Kasim.

Kisah sukses A'isisuhairi Kasim dengan dua kuda milik Eclipse Stable di sebuah kejuaraan bergengsi pacuan kuda di Singapura mestinya bisa menjadi stimulan bagi joki-joki handal di tanah air untuk menuai prestasi fenomemal di pacuan mancanegara.

Hal itu mungkin bukan sekadar fatamorgana, artinya kesuksesan tersebut bisa saja dicapai joki dengan standar internasional dari Indonesia diberikan kesempatan untuk memacu kuda tangguh semacam Mozart dan Moritz Eclipse. Sekali lagi, itu jika joki Indonesia memang dinilai sudah layak "go international". tb

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini