News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ferry Sutoyo Menjadi Bintang di Avignam Cup 2017

Penulis: Toni Bramantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Inilah tiga rider terbaik dari kompetisi 135-140 cm Avignam Cup, Minggu (26/2) di Denkavkud Parongpong, Jabar. Persaingan nomor bergengsi ini dikuasai Ferry Sutoyo, Brayen Brata Coolen, dan Adi Katompo. Piala dan hadiah uang diserahkan oleh Ketua Harian/Direktur Operasi Basarnas, Ivan A.R.Titus, didampingi Ketua Umum PP Pordasi Mohammad Chaidir Saddak, Event Director Avignam Cup Bibit Sucipto, Fatchul Anas dari PP Pordasi.

TRIBUNNEWS, COM.JAKARTA - Kejuaraan Berkuda Ketangkasan memperebutkan Piala Avignam 2017 dilangsungkan Jumat hingga Minggu, 24-26 Februari, di arena erquestrian Detasemen Kavaleri Berkuda (Denkavkud) TNI-AD, Parongpong, Lembang, Jabar.

Event equestrian yang penyelenggarannya didukung oleh Basarnas dan Eqina-Pordasi ini melibatkan hampir seluruh rider atau atlet berkuda ketangkasan terbaik di tanah air, baik dari kalangan yunior atau senior. Mereka berkompetisi di berbagai kelas Dressage (tunggang serasi) dan Jumping (lompat rintangan).

Sebagaimana pada berbagai kejuaraan sebelumnya, pada tiga hari gelaran Avignam Cup ini sejumlah rider berkompetisi baik di tunggang serasi atau lompat rintangan. Itu termasuk juga dilakukan oleh beberapa rider tangguh, seperti Brayen Brata Coolen dari Aragon, Lembang, atau Ferry Wahyu Hadianto, dari Equinara.

Brayen dan Ferry Wahyu Hadianto atau Ferry Sutoyo-- bisa disebut juga sebagai dua rider yang menjadi perhatian utama dari Avignam Cup ini. Keduanya sama-sama tampil di beberapa kelas Dressage dan lebih dari empat nomor lompat rintangan.

Dari penampilannya di jumping pencapaian Ferry Sutoyo secara keseluruhan lebih baik dari Brayen Brata Coolen. Ferry mengkandangkan Ballorie, kuda yang ditungganginya di Dressage Medium hari Jumat dan Minggu pagi, untuk tampil memukau di kelas-kelas atas lompat rintangan.

Gemuruh tepuk tangan dari ratusan penonton di tribun arena equestrian Denkavkud, Parongpong, menyambut keberhasilannya merebut tiga gelar juara dari nomor-nomor bergengsi yang dilombakan pada Sabtu dan Minggu.

Setelah mengungguli rider-rider papan atas lainnya di nomor 130 cm yang dilombakan Sabtu, Ferry Sutoyo yang andalan Equinara itu secara meyakinkan kembali membuat rival-rival abadinya seperti Adi Katompo, Brayen Brata-Coolen, Raymen Kaunang, atau Yanyan Hadiansyah, tak berdaya di persaingan nomor 120--125 cm dan 135-140 cm yang dilombakan di hari terakhir, Minggu.

Jika di nomor 130 cm Ferry Sutoyo mengungguli Marco Wowiling (UBL) dan Raymen Kaunang (Pegasus), di nomor 120-125 cm ia tampil lebih baik dari Jendry Palandeng (APM) yang menempati posisi ketiga, dan Erwin M.Yoga (JPEC) yang secara mengejutkan menjadi lawannya di jump-off setelah sama-sama membuat clear-round di penampilan awal.

Ferry yang menaiki Equinara Granadine menyelesaikan fase jump-off lebih cepat dibanding Erwin M.Yoga yang menunanggi Count Contend.

Selang satu jam setelah itu, tepat saat sinar matahari terasa menyengat di kepala, Ferry Sutoyo kembali lagi ke lapangan untuk berkompetisi di nomor puncak 135-140 cm bersama lima rider papan atas lainnya, yakni Adi Katompo (APM Nastello/APM), Raymen Kaunang (Saltador-Conquistador/Pegasus), Andry Sutoyo, kakaknya (Lady Dance/JPEC Sentul), Brayen Brata-Coolen (Chris De Rose/Aragon), dan Yanyan Hadiansyah (Equnara Bodius/Equinara),

Perebutan gelar nomor puncak ini pun harus diakhiri dengan jump-off. Pada penampilan awal, berturut-turut Adi Katompo, Brayen Brata-Coolen dan Ferry Sutoyo membuat clear-round dengan catatan waktu yang tak terpaut jauh.

Andry Sutoyo kali ini seperti kurang bersinergi dengan Lady Dance sehingga harus membuat 20 kesalahan dengan lima kali menjatuhkan papan rintangan. Yanyan Hadiansyah di awal perlombaan terlihat percaya diri, namun Equinara Bodius kemudian agak lengah sehingga harus menjatuhkan satu papan rintangan.

Raymen Kaunang lebih tragis lagi. Hampir menyelesaikan perlombaan, penonton tercekat dan spontan berteriak "Aaah" ketika kaki belakang kanan dari Conquistador menyentuh keras papan terakhir, hingga terjatuh. Jadilah, hanya Adi Katompo, Brayen dan Ferry Sutoyo yang harus bermain di jump-off.

Hujan lumayan deras mengguyur jelang jump-off ini. Kondisi lapangan yang menjadi agak becek tentu mempengaruhi konsentrasi rider dan kudanya. Di sini Adi Katompo dengan APM Nastello-nya membuat kesalahan, sementara Ferry dan Brayen bisa kembali menciptakan clear-round.

Ferry yang lebih berhak menjadi juara setelah catatan waktunya untuk menyelesaikan beberapa rintangan yang ditentukan lebih cepat dari Brayen.tb

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini