TRIBUNNEWS.COM - Berlaga di ajang tenis internasional, bagi Priska Madelyn Nugroho tidak mudah.
Bukan saja perkara menghadapi petenis negeri lain yang mumpuni, tetapi juga bagaimana menjaga asa tatkala berlaga disaksikan banyak mata.
Hal ini yang jadi "PR" besar dara kelahiran Jakarta, 29 Mei 2003 itu.
Saat beberapa waktu lalu mampu memenangi tiga gelar di dua seri turnamen Divisi 1 ITF Asia 14 & Under Development Championships 2017, di India, Priska mengaku ada rasa sumringah.
Namun, ia juga tak mampu menampikkan rasa khawatir yang menggunung ketika lawan sudah ada di lapangan dan mulai saling adu tatap mata.
"Kadang sudah merasa siap buat tanding, tapi kadang juga ada rasa khawatir lawan sulit dikalahkan. Enggak gampang pas sudah ada di lapangan. Karena itu, enggak heran kalau kadang-kadang salah atau keinginan ingin melakukan sesuatu jadi berbeda. Tapi, kemarin aku berusaha semaksimal mungkin untuk menang saja," beber Priska, saat ditemui Harian Super Ball, di sela-sela latihannya, di lapangan tenis Manggala Wanabhakti, Jakarta.
Saat lawan mampu mengembalikan pukulan, Priska tak urung jadi surut nyali.
Dara yang saat ini masih mengenyam pendidikan kelas delapan (dua SMP) di sebuah sekolah swasta, di kawasan Permata Hijau, Jakarta, ini merasa lawan punya kemampuan nan mumpuni dan ada kemungkinan untuk ditaklukan.
Hanya saja, ketika itu Priska merasa tak harus berhenti mencoba. Gadis berambut lurus panjang ini berusaha mencari cara untuk membuat lawan kesulitan dan akhirnya mampu dikalahkannya.
Diakui Priska hal ini tidak mudah, karena ia pun merasa tekanan lawan bagai tak henti ketika sudah berhadapan di lapangan.
"Aku berusaha supaya enggak keihatan kewalahan di depan lawan. Aku juga berusaha supaya meminimalkan kesalahan, karena hal tersebut bakal jadi kesempatan terbuka buat lawan memanfaatkan aku, supaya aku kalah," kata Priska.