TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selama empat hari, Kamis hingga Minggu (16-19/3) Pieter Jan Berkers melatih para atlet equestrian yang diproyeksikan ke SEA Games 2017 dan Asian Games 2018 di Adria Pratama Mulya Equestrian Centre, Cikupa, Tangerang, Banten.
Untuk pelatihan dengan Pieter Jan Berkers ini PP Pordasi memanggil 12 atlet (rider) jumping dan juga 12 dari eventing.
Terkait eventing, ini dilakukan sebagai persiapan menghadapi Asian Games XVIII/2018 di Indonesia. Dari keseluruhan rider yang dipanggil untuk mengikuti training-camp ini tak semuanya datang. Mereka yang memenuhi panggilan, datang dengan membawa kudanya masing-masing, bahkan ada yang membawa lebih dari satu kuda.
Rider jumping yang mengikuti training-camp adalah Ferry Wahyu Hadianto (Equinara Zandor), Kurniadi Katompo (APM Nastelo), Raymen Kaunang (Saltador & Conquistador), Brayen Brata Coolen (Aragon Bo & Greta & Lena), Yanyan Hadiansyah (Equinara Boduis), Andry Prastyono (Lady Dance), Asep Lesmana (APM Levisto), Marco Wowiling (I"m Special), Erwin M Yoga.
Untuk rider eventing yang diproyeksikan ke Asian Games XVIII/2018, Anto Budiarto (Autumn Spirit), Jojo Jonathan (Gwenn do Empo), Mario Christianto (Chaniek), Albert Pelealu (Tyra H), Jendry Palandeng (APM Wastle), Serda Riko Ganda F (Lelis Blanch), Praka Iwan Saputra (Tulis), Galih Rasiono (Albatros), Herdian Ramadhan (Blackberry), dan Joko Susilo.
Pieter Jan Berkers, kelahiran Deurne, Belanda, berusia 45 tahun itu terlihat sudah sangat akrab dengan sebagian rider nasional. Pieter Jan Berkers memang sudah sering datang ke Indonesia, termasuk untuk melakukan "coaching clinic" di berbagai klub.
Pieter juga sudah membantu pelatihan timnas equestrian saat menghadapi SEAG XXVI/2011 di Jakarta, di mana timnas equestrian Indonesia berhasil merenggut tiga medali emas, salah satu diantaranya dari beregu jumping yang memang secara khusus ditangani oleh Pieter Jan Berkers.
Peraihan medali emas di SEAG XXVI/2011 itu sekaligus mengawali tradisi perolehan emas di kontes equestrian SEA Games setelah sebelumnya tak pernah berhasil melakukan pencapaian tersebut.
Itulah romantisme yang membuat Pieter Jan Berkers kini kembali dipanggil oleh PP Pordasi untuk membantu proses peningkatan kemampuan rider nasional diambang bergulirnya persaingan perebutan medali emas di SEA Games XXIX/2017, Kuala Lumpur, Malaysia.
Kini ia dibantu oleh pelatih lokal Nico Pelealu. Untuk SEAG Kuala Lumpur, equestrian memperebutkan enam medali emas dari dressage (tunggang serasi) perorangan dan beregu, serta jumping (perorangan dan beregu) dan endurance (ketahanan) perorangan dan beregu.
"Kita tak berpartisipasi di endurance, jadi kita fokus ke dressage dan jumping saja " jelas Ir.H.Fatchul Anas, manajer timnas berkuda Indonesia, Kamis (16/3) pagi di APM Equestrian Centre.
Anas menyebutkan, dari empat emas yang dialokasikan di dressage dan jumping, tiga diantaranya diharapkan bisa dibawa pulang je Indonesia.
"Itu juga yang saya sampaikan dalam pertemuan dengan Satlak Prima kemarin," ujar Anas, pemilik Kurnia Stable.
Untuk SEAG XXIX/2017 ini Satlak Prima hanya memberangkatkan cabor yang berpotensi mendulang medali, terutama emas.
Bahkan, cabor sendiri yang menentukan target medalinya.
"Kalau bicara target tentu kita maunya maksimal," jelas Fatchul Anas.
Dalam proses perekrutan dan penggemblengan atlet, Satlak Prima pun memberikan keleluasaan pada PP Pordasi. Termasuk untuk training-camp dengan Pieter Jan Berkers.
"Sampai saat ini semua pengeluaran dana terkait SEA Games ditanggulangi sendiri oleh PP Pordasi, belum ada dana dari Satlak Prima," kata Fatchul Anas.
Kucuran dana dari Satlak Prima sifatnya juga bantuan. Dana yang diperlukan untuk berkuda equestrian memang tidak sedikit. Idealnya juga Pordasi punya satu atau dua kuda baru yang kualitasnya bisa mendukung peraihan medali emas.
Namun, dananya tidak tersedia. Oleh karena itu pula Pordasi memaksimalkan potensi yang ada. Rider dan kuda-kuda tunggangannya dipersiapkan secara optimal. tb