TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juara WBA Asia, Daud Jordan akan berusaha mewujudkan mimpinya menjadi juara dunia jika promotor Rajasapta Oktohari sukses memperjuangkannya menghadapi juara dunia WBA.
"Saya berterimakasih pada pak Okto yang telah berusaha mempertemukan saya dengan juara dunia WBA. Jika usaha tersebut terwujud maka itu merupakan anugerah luar biasa yang saya dapatkan," kata Daud Cino Jordan yang ditemui di ruang ganti pakaian usai memukul KO petinju Thailand, Campee Phayom pada ronde kedua dalam gelaran Battle of Champions: Road to Glory di OCBC Arena, Singapura, Sabtu (25/3/2017).
Petinju berusia 29 tahun ini memang telah mempersiapkan dirinya untuk menapak ke tangga juara dunia.
"Tahun ini dunia tinju profesional Indonesia sedang melemah sehingga sangat kesulitan meraih juara dunia. Jadi, saya siap memanfaatkan kesempatan yang tidak mungkin datang dua kali," jelasnya.
Penampilan petinju asal Sasana Kayong Utara Kalimantan Barat ini memang telah banyak berubah. Dia mampu mengkombinasikan kelebihan yang dimiliki pelatih sekaligus abangnya Damianus Yordan dan pelatih asal Australia Craig Christian.
"Bang Damianus dan Craig itu masing-masing punya kekurangan dan kelebihan. Jadi, saya mengkombinasikan kelebihan keduanya untuk mengubah penampilan di atas ring," katanya.
Ya, Daud bukan hanya memiliki pukulan lengkap dan terarah tetapi dia tampil lebih tenang dan mampu membaca strategi lawan.
"Daud dulu berbeda dengan sekarang. Pukulannya lebih lengkap dan terarah dan di atas ring dia juga bisa mengatur strategi," ujar Craig Christian.
"Ya, saya memang diajarkan terus bergerak dan melepaskan pukulan lurus yang lebih terarah saat di atas ring," timpal Daud Cino.