TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sudah dua event pacuan kuda digelar di Tegal Waton Salatiga. Yakni, AE Kawilarang Memorial dan Jateng Derby. Event ketiga segera digelar, Pertiwi Cup, Minggu, 16 April mendatang.
Penyelenggaraan dari AE Kawilarang Memorial, Jateng Derby, dan Pertiwi Cup yang "on schedule" tentunya tak terlepas dari kesiapan dan kesigapan Pengprov Pordasi Jateng.
Kesuksesan dari kejuaraan AE Kawilarang Memorial Cup, 22 Januari 2017, disusul kemudian dengan Jateng Derby pada 19 Februari, pastinya tak luput dari kerja keras Pengrov Pordasi Jateng.
Tak hanya puas dengan menggelar AE Kawilarang Memorial, Jateng Derby, dan Pertiwi Cup, Pengprov Pordasi Jateng jauh-jauh juga sudah menyatakan kesiapannya menjadi tuan rumah dari seri-1 babak penyisihan dan final Kejurnas Pacuan Kuda 2017, yang diagendakan pada 16 dan 30 Juli mendatang.
Sudah pasti kalau babak penyisihan dan final dari seri-1 kejurnas tersebut akan dikompetisikan di Tegal Waton, yang selama ini menjadi markas Eclipse Stable milik Ir.Iman Hartono.
Untuk penyisihan dan final seri-2 kejurnas masih belum ditentukan apakah akan dilangsungkan di Legok Jawa, Pangandaran, atau Balitka Paniki, arena pacuan kuda baru di Sulawesi Utara, pada .17 dan 24 September.
Dalam kalender kegiatan pacuan nasional Komisi Pacuan PP Pordasi, babak penyisihan dan final seri-2 kejurnas ini awalnya diagendakan di Coban Joyo, Pasuruan, Jatim.
Namun, Coban Joyo pada 2-3 September sudah menjadi tuan rumah dari event Pasuruan Cup.
"Jadi kemungkinannya antara Pangandaran atau di Menado, yang arena pacuannya sekarang ini yang terbesar di Indonesia," ungkap Hj.Chistine Haviv Zein, pelaksana ketua Pengprov Pordasi Jateng, Jumat (7/4) malam.
Setelah arena pacuan kuda Pulo Mas "dilikuidasi" dan diganti dengan pusat equestrian, venues dari kejuaraan pacuan memang menjadi lebih terpecah.
Sekarang ini hampir tak ada event yang dapat menghadirkan kuda-kuda terbaik dari mayoritas stable dan daerah, di mana mereka sebelumnya menjadikan Pulo Mas sebagai episentrum persaingan.
Venues-venues besar seperti Legok Jawa di Pangandaran, Tegal Waton di Salatiga, atau Coban Joyo di Pasuruan dan Balitka Paniki di Menado, bagaimanapun menariknya, tetap belum mampu menjadi
sentra persaingan kuda-kuda terbaik sebagaimana Pulo Mas. tb