TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengurus Pusat Persatuan Cricket Indonesia (PP PCI) meminta Komite Olimpiade Indonesia (KOI) mengeluarkan surat tertulis sehubungan adanya release yang dikeluarkan Dewan Olimpiade Asia (OCA) dalam website resminya tentang pengurangan cabang olahraga (cabor) pada Asian Games Jakarta-Palembang 2018.
"Sampai sekarang pihak KOI belum bereaksi atas release yang dikeluarkan OCA tersebut. Harusnya KOI dan Inasgoc menanyakan secara resmi apakah pernyataan itu telah resmi atau tidak. Kemudian, KOI mengeluarkan surat tertulis yang ditujukan kepada induk-induk organisasi (PP/PB)," ungkap Sekjen PP PCI, Arsyad Ahmadin, Selasa (9/5/2017).
PP PCI, kata Arsyad, menyatakan dukungannya terhadap pernyataan Anggota Komisi X DPR RI, Yayuk Basuki yang tidak setuju dengan adanya pengurangam cabor di Asian Games Jakarta-Palembang 2018.
"Kuta dukung Yayuk Basuki yang menolak pengurangan cabor. Apalagi, OCA kan hanya menerima usulan dari Indonesia tentang adanya penambahan atau pengurangan cabor," ujarnya.
Sebelumnya, Yayuk menyatakan tidak setuju dengan pengurangan cabang olahraga pada even Asian Games 2018.
"Pemerintah sudah menyatakan kesiapannya jadi tuan rumah. Jadi, tak perlu ada pengurangan, karena akan mengecewakan banyak negara peserta," jelasnya.
Mantan petenis nasional ini menyayangkan adanya rencana pengurangan beberapa cabor dalam Asian Games 2018, karena ingin mengefesienkan anggaran.
“Kita akan lihat final decision pemerintah atas cabang olahraga. Mudah-mudahan tidak ada pengurangan lagi. Terus terang saja, saya sendiri dan Komisi X tidak setuju kalau ada pengurangan cabang olahraga,” ungkap Yayuk Basuki seperti dilansir dari dpr.go.id.
Asian Games 2018 ini, dikatakan politisi PAN tersebut, adalah pesta rakyat. Karena pemerintah sudah berani menjadi tuan rumah, harusnya tak perlu mengurangi cabang olahraga dengan alasan apa pun termasuk efisiensi anggran.
“Saya tidak setuju dengan keputusan efesiensi anggaran untuk memotong cabang olahraga,” jelasnya.
Politisi asal Jawa tengah itu, menambahkan, saat ini ada banyak veneu yang sudah dibangun. Ada veneu yang mutifungsi. Ada pula venue yang dibangun oleh sponsor.
“Kita sangat apresiasi Gubenur Sumsel yang mencari anggaran di luar APBN dengan cari sponsor atau dana CSR. Hanya saja, itu mesti diawasi dan bisa dipertanggungjawabkan,” katanya.