TRIBUNNEWS.COM, BAKU - Lifter peraih medali perak Olimpiade London 2012, Triyatno gagal mempersembahkan medali bagi Kontingen Indonesia pada Islamic Solidarity Games (ISG) IV 2017.
Tampil di Azal Arena Weightlifting Academy Baku, Azerbaijan, Senin (15/5/2017), Triyatno yang turun di kelas 69kg hanya mampu menempati peringkat ke-5 dengan total angkatan 311kg (Snatch 139kg, Clean and Jerk 172kg).
Sementara lifter Deni yang turun di kelas yang sama menempati posisi ke-7 dengan total angkatan 305kg (Snatch 140kg, Clean and Jerk 165kg).
Medali emas kelas 69kg putra diraih lifter Turki, Daniyar Ismayilov dengan total angkatan 323kg (Snatch 151kg, Clean and Jerk 172kg ).
Medali perak direbut Majid dari Iran dengan total angkatan 316kg (Snatch 139kg, Clean and Jerk 177kg) dan perunggu direbut Yukobov (Uzbekistan) dengan total angkatan 314kg (Snatch 137kg, Clean and Jerk 177kg).
Di kelas 63kg putri, lifter Dwi Mayasa juga gagal meraih medali. Putri mantan lifter nasional Sodikin ini hanya mampu menempati peringkat keempat dengan total angkatan 183kg (Snatch 83kg, Clean and Jerk 100kg).
Medali emas direbut Polinna (Turkmenistan) dengan total angkatan 193kg (Snatch 88kg, Clean and Jerk 105kg).
Medali perak diraih Kumushik (Uzbekistan) dengan total angkatan 187kg (Snatch 84kg, Clean and Jerk 103kg) dan lifter tuan rumah Azerbaijan, Elnora dengan total angkatan 184kg (Snatch 82kg, Clean and Jerk 102kg) merebut perunggu.
Direktur Progran Kepelatihan Performa Tinggi Lomba 1 Satlak Prima, Hadi Wihardja yang turut menyaksikan perlombaan mengatakan, perjuangan Dwi Mayasa yang mengalami cidera jari kaki kanan sudah maksimal.
Bahkan, kata Hadi, Dewi sempat memberikan perlawanan untuk angkatan Snatch seberat 83kg dengan menempati peringkat ketiga. Namun, peringkat Dwi merosot tatkala hanya mampu mengangkat barbel 100kg di angkatan Clean and Jerk. "Dwi sempat mencoba angkatan 104kg tapi gagal dan akhirnya hanya menempati peringkat 4. Cidera jari kaki kanannya cukup mempengaruhi," kata Hadi Wihardja.