News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Fauzan Khalid Kibarkan Bendera Start Gowes Pesona Nusantara 2017 di Lombok Barat

Editor: Toni Bramantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Peserta Gowes Pesona Nusantara 2017 di Lombok Barat dilepas Bupati Lombok Barat, Fauzan Khalid

TRIBUNNEWS.COM, MATARAM - Ajang Gowes Pesona Nusantara 2017 terus bergulir dan telah mencapai kota ke-20 dari 90 kota yang direncanakan.

Kali ini Lombok Barat menjadi titik start ajang yang masuk dalam bagian program andalan Kemenpora "Ayo Olahraga!" tersebut.

Di Kota Madani, animo tinggi ditunjukkan oleh masyarakat pecinta olahraga bersepeda. Tak kurang 3500 lebih peserta ambil bagian dalam ajang ini.

Membeludaknya peserta ditunjukkan dengan start yang sampai dilakukan dua kali karena jalur start tak mencukupi untuk sekali dilepas.

Bupati Lombok Barat, Fauzan Khalid menjadi yang pertama mendapatkan kehormatan melepas start peserta.

Setelah itu, Asisten Deputi Pengelolaan Olahraga dan Pendidikan Kemenpora, Arifin Madjid melanjutkan melepas start kedua.

"Ini adalah kota ke-20. Antusiasme mereka cukup bagus, dan cukup bersemangat mensukseskan program pemerintah ini," ungkap Arifin di sela-sela pelaksanaan Gowes.

Dalam Etape Patut Pajtuh Patju ini, peserta memulai start di lapangan Kabupaten Lombok Barat kemudian terus melaju sampai simpang lima dan masjid kediri, lantas memutar balik dan mengikti jalur yang sama sampai mencapai finis di Pendopo Kabupaten Lombok Barat. Total para pegowes harus melahap jarak 14,8 Km.

Usai finis, peserta kemudian harus mengikuti undian door prize yang telah disiapkan oleh panitia. Belasan hadiah disiapkan, mulai dari Kompor gas, Kulkas, sampai sepeda motor.

Melihat antusiasme yang luar biasa, Bupati Fauzan mengakui cukup senang dengan adanya program ini.

Apalagi, perwakilan pejabat Kemenpora juga hadir dalam ajang ini. Dia merasa terbantu dan terima kasih karena masyarakat di Lombok Barat bisa mendapatkan kegiatan yang mampu meningkatkan kuantitas olahraga.

"Saya terima kasih kepada Kemenpora, Menpora Imam Nahrawi karena programnya sampai ke daerah-daerah. Gowes Nusantara ini membantu kami untuk mengajak masyarakat berolahraga, menggelorakan olahraga di masyarakat," ucapnya, usai melepas start.

Sejatinya, Pemkab Lombok Barat juga telah menyiapkan jamuan dan sambutan untuk Menpora Imam Nahrawi. Selain tumpeng besar, ada juga kue ulang tahun yang sengaja disediakan untuk memberikan kejutan kepada Menpora yang berulang tahun ke-44 pada hari ini.

Bergetar dan Merinding Saat Ritual Penyerahan Tanah-Air Keramat

Sebelum start Gowes dimulai, ada prosesi khusus yang dilakukan oleh panitia untuk memberikan tanah dan air dari Nusa Tenggara Barat, yang diwakili Lombok Barat kepada Kemenpora. Tanah-air ini nantinya akan disatukan dengan tanah-air dari Provinsi lain yang ada di seluruh Indonesia yang juga menggelar ajang Gowes Nusantara untuk dibangunkan monumen di Gunung Tidar, Magelang, pada 9 September mendatang.

Prosesi pengambilan memang tidak diliput khusus karena dilakukan secara internal oleh pemerintah Lombok Barat. Namun, saat penyerahan oleh anak adat Sasak, diringi musik khas NTB, suasana pun menjadi hening dan khidmat.

Tanah dan Air yang ditempatkan di kendi tradisional tersebut dibawa oleh Anak Adat, kemudian diambil oleh Bupati dan langsung diserahkan ke perwakilan kemenpora, Arifin Madjid.

Kesakralan Prosesi tersebut memang sempat membuat para peserta dan undangan yang hadir hening.

Bahkan, Arifin dan pejabat Kemenpora yang lain pun merasakan hal yang sama dengan masyarakat yang datang pada Gowes Nusantara ini.

"Saya bergetar, merinding tadi saat prosesi. Kami akan bawa tanah ini untuk disatukan di Magelang, sebagai penegasan daerah di Indonesia,berkomitmen dan siap untuk menjaga negara kesatuan NKRI. Meski berbeda, tapi tanah-air yang sakral ini tetap ingin menjadi satu di pangkuan Nusantara, Indonesia," tegasnya.

Sementara itu, I Nyomam Winata, Kepala Bidang Pembinaan Olahraga Massal dan Kesehatan Olahraga Kemenpora mengakui tanah itu cukup sakral.

Hal itu karena tanah tersebut diambil di kampung gunung keramat Kuripan.

"Tanahnya itu dikeramatkan oleh masyarakat Lombok. Ini tanah tempat kerajaan dulu berdiri," tandasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini