TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hampir dua bulan sejak terakhir kali Ia beraksi, mantan Juara Dunia Kelas Terbang ONE, Kairat Akhmetov sangat ingin untuk kembali memasuki ring ONE Championship dan mengembalikan dirinya kembali ke jalur juara.
Pertarungan terakhir Akhmetov tak berjalan sesuai rencana karena Ia untuk pertama kalinya mengalami kekalahan pada karir professional di tangan lawan asal Brazil, Adriano Moraes dalam pertarungan ulang ONE: KINGS & CONQUERORS di Macau, China tanggal 5 Agustus lalu.
Petarung berusia 29 tahun asal Kazakhztan yang sebelumnya tak terkalahkan ini, pernah mengalahkan Moraes dalam pertarungan unifikasi dengan kemenangan angka mutlak setelah bertarung lima ronde.
Dengan keinginan untuk memasukkan kembali namanya dalam daftar pemenang, Akhmetov memilih untuk tidak terus berada dalam kesedihan akibat kekalahannya di bulan Agustus lalu dengan memutuskan beraksi dengan menantang petarung Filipina, Geje “Gravity” Eustaquio.
Keduanya tengah bersiap untuk bertemu pada laga utama ONE: TOTAL VICTORY, yang akan diadakan di Jakarta Convention Center, Jakarta, Indonesia pada 16 September mendatang.
“Hal yang sangat penting bagi saya untuk kembali dari kekalahan dan mulai meraih kemenangan,” tegas Akhmetov.
“Sekarang, sangatlah penting bagi saya untuk tetap aktif. Saya ingin berkompetisi sesering mungkin.”
Sebelum pertemuan keduanya dengan Moraes, Akhmetov telah meninggalkan arena pertarungan selama hampir dua tahun akibat kondisinya yang tidak fit, termasuk menderita cedera punggung yang membuatnya hampir mengakhiri karirnya.
Meskipun ia dapat kembali menyelesaikan pertarungannya, Akhmetov tak mendapatkan hasil sesuai dengan harapan saat kembali beraksi.
Tak seperti pertemuan pertama, pemenang pada kali kedua Ia bertemu dengan Moraes ditentukan secara mutlak. Moraes dapat menunjukkan kemampuan bertahannya yang semakin baik dan mampu mengatasi keunggulan bergulat kelas dunia milik Akhmetov untuk mendapatkan kemenangan angka mutlak dan menjadi juara kelas terbang sejati.
Akhmetov menyebutkan bahwa kekalahan yang mengecewakan dari lawan asal Brazilnya itu akibat lamanya masa dirinya tidak aktif dan beristirahat.
“Saya memang merasa ada yang kurang sejak awal, dan setelah ronde pertama, tangan saya mulai terasa berat dan kaku. Saya tidak bisa meluncurkan pukulan seperti biasanya – tidak ada kecepatan. Di ronde selanjutnya, saya bertarung dengan hati saya. Namun itu ternyata tidaklah cukup,” ungkapnya.
“Setelah ronde terakhir, saya tahu jika saya kalah. Adriano melakukan semuanya dengan benar, dan saya tak dapat mengikuti rencana yang telah dibuat. Saya angkat topi untuknya. Saya tak ingin melihat lagi ke belakang dan menyesali hal tersebut. Persiapan saya rasanya sudah sangat baik, namun Adriano yang lebih baik malam itu. Saat ini, nilainya 1-1,” tambah Akhmetov.
Akhmetov memang berharap dapat melakukan pertarungan ulang dengan Moraes. Namun saat ini Ia harus menjalani langkah awal kembali menuju perebutan gelar juara dunia dengan melakukan pertarungannya melawan Eustaquio.
Eustaquio, yang berlatih bersama Team Lakay yang legendaris, termasuk bersama Juara Dunia Kelas Ringan ONE, Eduard Folayang dan eks juara kelas bulu Honorio Banario, adalah mantan penantang gelar juara yang kalah dari Moraes dalam pertarungan perdana Kejuaraan Dunia Kelas Terbang ONE bulan September 2014 lalu.
Meskipun mengalami berbagai macam hasil dalam pertarungan-pertarungan yang diikuti, termasuk pengalaman singkat di divisi kelas bantam tahun lalu, Eustaquio melakukan hal yang mengagumkan dalam pertarungan kembalinya ke kelas terbang bulan Mei lalu dengan mengalahkan Anatpong Bunrad asal Thailand melalui kemenangan angka tipis dalam pertarungan ulang.
“Geje Eustaquio adalah petarung yang hebat dengan pertahanan yang cukup baik. Apalagi Ia memiliki team yang bagus di belakangnya. Saya kira Ia tidak memiliki banyak kelemahan,” ujar Akhmetov mengenai Eustaquio.
Akhmetov menyadari bahwa ia memiliki tugas berat saat melawan Eustaquio, namun mantan juara ini berniat untuk melakukan apa saja dengan kemampuannya untuk dapat melangkah keluar dari Jakarta Convention Center dengan kemenangan.
“Keunggulan saya adalah kemampuan gulat dan bertarung di atas matras, namun saya tak akan bergantung hanya pada hal tersebut. Saya akan menguji kemampuan saya melawannya di atas kaki saya, dan menunjukkan apa yang dapat dilakukan kedua tangan saya. Saya telah membayangkan setiap skenario yang mungkin terjadi, mulai dari kemenangan cepat, hingga kepada keputusan ketat ketika saya mengalami kesulitan. Apapun yang Ia akan lakukan, saya telah siap menghadapinya,” tegasnya.
Tak lagi dihantui kehilangan gelar dari Moraes, Akhmetov begitu lapar untuk dapat kembali kepada jalur kemenangan dan memulai kembali usahanya untuk kembali menjadi juara dunia di olah raga ini.
“Jakarta akan menjadi titik awal dari pertarungan yang mengesankan bagi saya. Saya datang untuk menang. Saya sangat bersemangat untuk dapat kembali ke dalam ring dan bertarung. Kekalahan adalah bagian dari permainan, dan hal terpenting adalah untuk dapat kembali dengan lebih baik. Badan saya telah siap, tekad kuat, dan semangat membara,” paparnya.
“Geje Eustaquio adalah salah satu kompetitor terbaik di divisi ini dan kemenangan terhadapnya akan sangat berarti. Saya memiliki satu tujuan, dan itu adalah merebut kembali gelar yang pernah saya miliki. Saya akan mengatasi semua orang yang ada di hadapan saya,” tutur Akhmetov.
Untuk update terkini mengenai ONE Championship, silahkan kunjungi www.onefc.com, ikuti kami di Twitter dan Instagram @ONEChampionship, dan like kami di Facebook https://www.facebook.com/ONEChampionship.