TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Tim Gulat DKI Popnas berkekuatan 12 atlet tiba di Semarang.
Mereka langsung menuju lokasi pertandingan di Grobogan untuk mengikuti Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) yang berlangsung 15-18 September 2017.
Adapun Pekan Olahraga Pelajar Nasional ini mempertandingkan sekitar 34 cabang olahraga.
Tempat pertandingannya, selain di kota Semarang, juga menyebar di beberapa kabupaten di Jawa Tengah.
Maklum, Jateng sudah menyiapkan fasilitas pertandingan sejak 17 tahun silam pada saat provinsi tersebut mempersiapkan diri menjadi tuan rumah PON akan tetapi selalu gagal terus.
Sejak itu Jateng membenah diri mempersiapkan beberapa kabupaten dengan fasilitas olahraga berupa venue-venue yang memadai.
Itu sebabnya, gulat termasuk mendapat venue pertandingannya tidak di kota Semarang akan tetapi di Purwodadi, Ibukota Kabupaten Grobogan mendekat ke arah Yogyakarta.
Pegulat DKI yang turun ke Popnas di antaranya di bagian putra 9 pegulat masing-masing Arbanik 42 kg Free style, Ardibel 46 kg free style, Andana 58 kg free style, M. Lutfi 46 kg grego, M. Adiktia 50 kg grego, Hariyanto 54 kg grego, Iqbal alamsyach 58 kg grego, Nico wijaya 63 kg grego, Yehezkiel 69 kg grego.
Di bagian putri, 4 pegulat masing-masing, Selvi Ajeng safitri 46 kg free style, Siti Tania Zahra 49 kg free style, Nurhidyanti 52 kg free style.
Mereka ditargetkan oleh Dispora DKI Jakarta dengan satu medali emas. Namun Pengprov PGSI (Persatuan Gulat Seluruh Indonesia) menargetkan lebih. Yakni satu medali emas, dua medali perak, dan dua medali perunggu.
Medali emas diharapkan bisa diraih oleh Nico Wijaya. Tentu saja tidak hanya Nico saja. Ada sejumlah pegulat putra dan putri yang berpotensi meraih prestasi serupa dengan harapan apabila gagal meraih emas di final boleh jadi perak atau perunggu bisa di tangan.
Semoga pegulat DKI dapat memperlihatkan prestasi terbaik mereka dalam Popnas 2017 kali ini.
Apalagi sekarang tampaknya mulai ads perbaikan perbaikan dari rumah penginapan pegulat yang cukup berkelas, kemudian nantinya akan ada perbaikan gizi, serta fasilitas penunjang prestasi lainnya.
Pegulat yang turun di lapangan mesti bisa membuktikan perubahan perubahan itu dengan prestasi.