TRIBUNNEWS.COM, BUKITTINGGI - Ajang olahraga Gala Desa 2017 resmi bergulir di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, Sabtu (14/10/2017).
Salahsatu program unggulan dari Kemenpora itu bertujuan untuk menggerakan potensi olahraga di pelosok desa di mana berlangsung hingga 30 Oktober mendatang yang diikuti sebanyak 1434 peserta dari enam cabang olahraga.
“Ada enam cabang olahraga dipertandingkan dan diikuti perwakilan dari kelurahan dan pelajar. Olahraga memang harus terus menjadi bagian dari kehidupan warga Bukittinggi. Setiap kelurahan harus membangun sarana olahraga agar semua warga bisa berolahraga,” kata Walikota Bukittinggi H. M Ramlan Nurmatias saat membuka Gala Desa 2017 di Lapangan Atas Ngarai Bukittinggi.
Gala Desa 2017 yang menjadi satu dari program unggulan Kemenpora dimulai sejak Juli 2017 dan diikuti oleh 136 kabupaten/kota se-Indonesia. Cabang olahraga yang dipertandingkan adalah sepakbola, bola voli, bulutangkis, atletik, sepak takraw, dan tenis meja.
Pembukaan Gala Desa 2017 di Bukittinggi ditandai dengan kickoff pertandingan sepakbola oleh Walikota didampingi Kabid Standarisasi, Akreditasi dan Sertifikasi pada Deputi Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora, Linda Darnela, Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Bukittinggi, Erwin Umar sejumlah pejabat derah.
Mewakili Kemenpora, Linda Darnela bangga dengan antuasisme warga Bukittinggi mengikuti Gala Desa 2017. “Ajang ini untuk memberikan kesempatan kepada warga untuk berolahraga agar sehat dan bugar. Mari bertanding dengan semangat,” kata Linda.
Gala Desa yang baru digelar tahun ini oleh Kemenpora bertujuan untuk mengolahragakan masyarakat di daerah agar sehat dan bugar, sekaligus menjaga ketahanan dan keharmonisan sosial warga. Disamping menggali potensi olahraga masyarakat yang ada di berbagai pelosok.
Ditempat terpisah, Deputi III Bidang Pembudayaan Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Dr Raden Isnanta MPd yang menggawangi program ini mengatakan, program yang digulirkan di 34 Provinsi, 136 Kabupaten/Kota dan 816 Desa/Kelurahan ini menyentuh langsung kepada masyarakat.
Ia juga menuturkan jika ide munculnya program ini bermula dari filosofi Presiden Joko Widodo dengan menjadikan bersepeda sebagai olahraga yang sehat. Lantas Presiden pulalah yang mengarahkan agar pemerintah dalam hal ini Kemenpora berbuat sesuatu yang langsung mengena ke masyarakat. .
“Program Gala Desa ini memang tidak mutlak untuk mengejar prestasi. Tapi ada dua tujuan yang ingin dicapai. Pertama pada kelompok pelajar untuk pembibitan, kedua kelompok umum untuk pemassalan,” kata Raden Isnanta.
Dikatakan pula, cabor yang mengemban misi pembinaan adalah atletik, bulutangkis, dan tenis meja. Namun ada juga yang bisa masuk keduanya, untuk pembibitan dan umum.
Khusus untuk sepakbola memang diperuntukkan bagi umum. Pasalnya, di Kemenpora sudah ada program sepakbola kelompok umur.
“Jadi pemilihan cabor itu juga punya pertimbangan tersendiri. Sepak Takraw misalnya, tidak semua ada penggemarnya di Tanah Air. Yang banyak di Sumatera di beberapa di Kalimantan dan Sulawesi. Nah, untuk cabang olahraga seperti ini kita perlu pemassalan mengingat sepak takraw ini dikenal sebagai olahraganya orang Melayu. Jadi seperti pengenalan budaya bangsa,” jelasnya.