TRIBUNNEWS.COM, KULONPROGO - Bupati Kabupaten Kolon Progo, Hasto Wardoyo sangat mendukung program Gala Desa 2017 yang diluncurkan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Bahkan, dia ingin menjadikan Kabupaten Kulon Progo jadi pusat tumbuhnya atlet berprestasi di kancah internasional.
"Program Gala Desa yang diluncurkan Kemenpora ini cukup bagus dan patut dilakukan secara berkesinambungan. Lewat Gala Desa, saya ingin Kulonprogo menjadi pusat tumbuhnya atlit-atlit berprestasi internasional yang mampu membawa harum nama bangsa dan negara," kata Hasto Wardoyo dalam sambutan yang dibacakan Asisten 1 Bidang Kesra Setda Kabupaten Kulon Progo, Arief Sudarmanto pada acara pembukaan Gala Desa di Kantor Kecamatan Pengasih, Kulon Progo, Yogyakarta, Jumat (20/10/2017).
Deputi Pembudayaan Olahraga lewat program Gala Desa yang dimulai dari masyarakat pedesaan cukup tepat. Dengan demikian, potensi atlet berprestasi bisa digali dari masyarakat pedesaan.
"Pembudayaan olahraga itu bukan hanya membuat masyarakat lebih sehat tetapi juga membentuk karakter bangsa yang lebih bagus," ujarnya.
Dukungan program Gala Desa ini juga disampaikan Ketua DPRD Kulon Progo, Akhid Nuryati yang hadir dalam acara pembukaan.
"Saya mendukung penuh pelaksanaan Gala Desa yang dipelopori Kemenpora. Kalau bisa Gala Desa digelar secara berkesinambungan. Jadi, kepala desa dan perangkatnya bisa mengalokasikan anggaran olahraga dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) dalam mendukung prestasi olahraga di desanya masing-masing," kata Akhid Nuryati.
Sebanyak 520 atlit dari 12 Kecamatan tampil di Gala Desa yang digelar di Kabupaten Kulon Progo, 8-24 Oktober 2017.
Mereka tampil di 6 cabang olahraga yakni sepakbola, atletik, bola voli, sepaktakraw, tenis meja, bulutangkis. Ke-12 Kecamatan tersebut yakni Kalibawang, Sentolo, Pengasih, Wates, Galur, Temon, Panjatan, Lendah, Girimulyo, Kokap, Samigaloh, dan Nanggulan.
Gala Desa yang pertama kali digelar ini memperebutkan Tropy, Piagam dan dana pembinaan dari Kemenpora.
"Saya senang bisa tampil di Gala Desa. Dan, saya berharap bisa digelar setiap tahun," kata Dina salah satu pemain Tim Bola Voli Kecamatan Pengasih yang lolos ke Final.
Disisi lain, keinginan Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dalam membangun prestasi olahraga patut mendapat perhatian khusus dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Meski memiliki pendapatan asli daerah masih kecil, Kulon Progo yang merajai cabang olahraga anggar, panahan dan kempo pada Porda DIY ini berani membangun Sport Centre.
"Keberadaan Sport Centre ini bukan hanya bertujuan membangun prestasi olahraga di Kulon Progo. Tetapi, Sport Centre ini akan memadukan konsep olahraga dan wisata. Kan, DIY itu salah satu daerah pariwisata yang dikenal dunia," kata Kepala Bidang Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kulon Progo, Budi Hartono.
Menurut Budi, pembangunan Sport Centre di atas lahan 9 hektar ini diperkirakan menelan biaya Rp5 Triliun sejalan dengan adanya pembangunan bandara internasional di Kulon Progo. Terdiri dari Stadion Cangkring, Gedung Serbaguna, lapangan Tennis Indoor, Kolam Renang, dan Asrama.
"Bandara internasional Kulon Progo yang akan selesai tahun 2019 ini lebih besar dari bandara Soekarno Hatta. Makanya, Sport Centre yang dimiliki harus berstandar internasional," katanya.
Ketika ditanyakan kapan dimulai pembangunan Sport Centre, Budi menyebut telah dimulai tahun 2011 dan berakhir 2025.
"Waktu pembangunan Sport Centre memang cukup lama karena dilakukan secara bertahap dengan menyesuaikan pada anggaran yang ada. Saat ini, pembangunan Stadion baru sekitar 30 persen saja. Makanya, kita mengharapkan bantuan dana dari Kemenpora sehingga pembangunan bisa cepat selesai," tandasnya.