Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekarang, hampir semua orang yang akrab dengan ONE Championship pasti tahu tentang Shannon "OneShin" Wiratchai dan Rika "Tinydoll" Ishige.
Dengan penampilan yang bagus, kepribadian karismatik dan menghibur, serta kecenderungan kesuksesan seni bela diri, mereka membawa paket lengkap untuk disaksikan.
Pengenalan mereka satu sama lain melalui seni bela diri terdokumentasi dengan baik, tapi apa realitas sehari-hari mereka di luar ring? Mungkinkah terlalu banyak hal yang baik?
"Saya selalu memilikinya untuk membantu saya," kata Shannon Wiratchai.
"Terkadang kita melihat kesalahan dan bagaimana kita harus mengembangkannya. Kalau saya bersama Rika (Ishige), dia bisa menjadi partner latihanku,” sambung Shannon Wiratchai.
Di luar itu, mereka adalah pasangan yang sangat unik. Mereka saling berempati. Hal itu sempat mereka tunjukkan saat seusai latihan yang menyisakan cedera.
Baca: Kekasih Cristiano Ronaldo: Kami Lebih Bahagia dari Sebelumnya Setelah Kelahiran Anak Perempuan
Sementara itu, Shannon Wiratchai juga mengatakan bahwa hal lain yang penting yakni sikap perhatian, dan yang tahu keadaan itu semua ialah orang yang telah melalui proses yang sama.
Karena dalam keadaan tersebut mereka biasanya akan mengerti satu sama lain.
"Jika Anda melakukan bela diri atau olahraga apapun, dan anda memiliki pacar yang tidak mengerti, anda bisa menyelesaikan latihan anda dengan sangat sakit dan lelah, dan mereka mungkin ingin anda pergi ke suatu tempat dan berkumpul untuk menghilangkannya," jelas Shannon Wiratchai.
"Tapi saat pacarmu sedang berolahraga juga, terkadang mereka mengerti bahwa anda tidak ingin melakukan itu. Mungkin anda hanya ingin bersantai di rumah bersama atau pergi ke bioskop, jadi itu bagus,” lanjutnya.
Rika Ishige pun setuju dan mengatakan, "Sebenarnya, ini bisa terjadi karena kami meiliki gaya hidup yang sama di setiap waktu. Kami dapat melakukan hampir semua hal dan kami benar-benar menyukainya.”
Pekerjaan sehari-hari dari bergulat, pengkondisian, dan perdebatan bisa sangat monoton, dan bagi banyak atlet elit lain itu akan menimbulkan keegoisan yang tinggi.