TRIBUNNEWS.COM, SUKABUMI - Menghadapi Asian Games XVIII/2018 cabang-cabang olahraga anggota KONI Pusat serius mempersiapkan atletnya.
Sebagian besar dari cabor yang dikompetisikan di pesta olahraga terakbar di benua Asia ini sudah sejak beberapa waktu lalu menggembleng atlet-atletnya di pelatnas, yang mayoritas masih dilakukan di dalam negeri. Beberapa cabor lain baru akan memulai pelatnasnya dalam waktu dekat, termasuk gulat.
Terkait dengan pelatnas gulat Asian Games XVIII/2018 ini, PP PGSI 2018-2022 pimpinan Trimedya Panjaitan berencana akan memulai pelatihan serius bagi para pegulat andalnya mulai minggu ketiga Februari mendatang. Sehubungan dengan itu, dalam waktu dekat sebanyak pegulat akan dipanggil.
Ke-18 pegulat dari berbagai daerah tersebut kemudian direncanakan akan menjalani latihan terpusat di Icuk Sugiarto Training Camp (ISTC), sebuah pusat pelatihan olahaga milik legenda bulu tangkis dunia Icuk Sugiarto.
ISCT yang dimiliki keluarga Icuk Sugiarto ini berada di kawasan yang sejuk, nyaman dan asri di Cisaat, Sukabumi, Jabar. Jauh dari kebisingan, tempat ini memang cocok untuk dijadikan 'kawah candradimuka' penggodokan atlet-atlet nasional.
Apalagi, selain berlatih guna meningkatkan kemampuannya, para atlet juga memperoleh kesempatan untuk berelaksasi dengan memanfaatkan sejumlah fasilitas yang ada di sana, seperti futsal outdoor, rafting dan permainan air lainnya.
Ke-18 pegulat pelatnas persiapan Asian Games XVIII/2018 ini akan ditangani oleh pelatih kepala Edem Abduraimov dari Uzbekistan dengan tiga pelatih lokal, yakni Fathurohman dari Jatim, serta Bunyamin dan Zulhaidir, keduanya dari Kalsel.
Icuk Sugiarto Training Camp (ISTC) juga dilengkapi dengan sarana kebugaran fisik, berupa perangkat fitness yang ditempat di fitness-room.
Perangkat kebugaran fisik yang berada di sini sebagian berasal dari sarana fitness milik KONI Pusat yang berada di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan.
Berbagai sarana fitness tersebut diberikan secara cuma-cuma kepada Icuk Sugiarto oleh Sekjen KONI Pusat E.F. Hamidy. Namun, kondisinya sudah sangat memprihatinkan.
"Saya ambil karena nilai historisnya saja," kata Icuk, Senin (12/2/2018) dari Sukabumi.
"Jadi bukan saya beli, dikasih gratiis," jelas Icuk.
Ongkos perbaikan berbagai sarana kebugaran fisik itu bisa melampaui harga pembeliannya awalnya.
Nilai historis alat-alat fitness itu luar biasa buat saya dan pemain-pemain bulu tangkis masa lalu seperti Liem Swie King dan pemain satu generasinya di awal 1980-an. Mereka biasa menempa peningkatan fisiknya di sana.
"Alat-alat fitness itu sangat berjasa buat saya dan Swie King," papar Icuk, yang mengalahkan Liem Swie King di final Kejuaraan Dunia Bulu tangkis 1993 di Malmoe, Kopenhagen, Denmark.
Terkait dengan keberadaan alat-alat fitness di pusat pelatihan olahraga miliknya di Cisaat, Sukabumi, Icuk mengatakan bahwa ia berkeinginan untuk terus melengkapinya.
"Itu memang sudah menjadi keinginan saya sejak lama, tentunya sedikit demi sedikit kita akan terus melengkapinya," papar suami dari Nina Yaroh dan ayah dari tiga anak itu, Nastasia Sugiarto, Tommy Sugiarto dan Yauza Sugiarto.