TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam rangka perayaan HUT ke-45 pada 27 April 2018, Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) akan menggelar aneka kegiatan.
Di antaranya kejuaran tinju tingkat nasional memperebutkan Sabuk Emas Ketua Umum HKTI dan lomba cipta lagu yang bertema alam.
Kejuaraan akan dilaksanakan pada 17 April 2018 di Balai Sarbini, Jakarta. Bertindak sebagai promotor adalah Martin Daniel Promotions yang sudah sangat berpengalaman dalam penyelenggaraan berbagai kejuaraan tinju bertaraf nasional maupun internasional.
“Olahraga prestasi adalah aktivitas yang mengandung nilai-nilai kejuangan, kehormatan, disiplin, tanggung jawab, kerja sama, sportivitas dan percaya pada kekuatan sendiri. Nilai-nilai tersebut harus dimiliki seluruh insan pemuda yang bernaung di HKTI khususnya dan pemuda Indonesia umumnya," ungkap Moeldoko saat menerima kunjungan Panitia Kejuaraan Tinju Perebutan Sabuk Emas Ketum HKTI yang dipimpin Mayjen (Purn) Unggul K Yudoyono bersama Martin Daniel Promotions, di Jakarta, Senin (12/3),
Unggul K Yudoyono mengatakan, yang akan dipertandingkan terdiri dari dua kelas yaitu Amatir terdiri dari kelas Bantam 54 KG, Kelas Welter ringan 64 Kg, kelas ringan 60 Kg dan kelas Layang 49 Kg. Unggul mengharapkan, dengan adanya momen ini dapat membangkitkan kepedulian anak bangsa Indonesia untuk mengembangkan dan memajukan tinju Indonesia sehingga dapat memunculkan petinju yang berprestasi tidak hanya nasional juga internasional.
"Olahraga tinju bertujuan untuk membangkitkan semangat juang bagi para petinju Indonesia dan Ikon tumbuh kembang tinju nasional. Kita minta tunjung sportifitas dan profesional terhadap peserta yang akan bertanding nanti," ujarnya.
Sebelumnya, saat masih menjabat sebagai Panglima TNI, Moeldoko juga kerap menggelar kejuaraan tinju nasional memperebutkan Sabuk Emas Panglima TNI Jendral Moeldoko setiap merayakan HUT TNI. Selain melibatkan anggota TNI, kejuaraan tinju juga diikuti petinju profesional.
Sementara, lomba cipta lagu diketuai Ketua Bidang Perempuan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Camelia Panduwinata Lubis atau yang lebih dikenal dengan nama Camel Petir. Lomba ini bertujuan menjadi salah satu cara agar masyarakat bisa ikut melestarikan lingkungan alam di Indonesia.
“Lomba karya cipta lagu masih dalam rangka ulang tahun HKTI ke45. Saya orang seni, maka mengadakan acara ini tentang seni juga untuk menghargai seniman,” ujar Camel.
Diakui Camel Petir, jika saat ini jarang ada lagu-lagu yang bertemakan alam. Selain itu, dalam puncak acaranya nanti juga akan diberikan penghargaan kepada para musisi yang berjasa dalam membawakan lagu bertema alam. Selain menginginkan adanya lagu-lagu yang bertema alam, Camel Petir juga berharap musik Indonesia bisa lebih kreatif. Belum lama ini memang Indonesia baru merayakan Hari Musik Nasional.
“Kenapa kita bikin tentang alam, karena kita rindu tentang lagu bertema alam. Nanti kita juga memberikan award khusus untuk penyanyi yang pernah membawakan lagu bertema alam seperti Koes Plus, Ebiet G Ade, dan Iwan Fals. Dengan demikian harapannya agar anak muda bisa berkesenian dan memperhatikan alam,” ujar Camel Petir.
Perempuan yang juga seorang penyanyi dangdut dan politisi ini berharap, musik Indonesia tidak hanya dikuasai oleh musisi yang ada di Jakarta. Dirinya menginginkan seniman daerah bisa bangkit dan bersaing dengan musisi-musisi yang sudah ada.
“Mudah-mudahan tahun ini dan ke depannya lebih baik. Kemudian dangdut daerah juga merajai saat ini. Artis daerah bisa mendapatkan kesempatan yang sangat terbuka luas. Artinya, industri musik terus berkembang,” pungkas Camel Petir.