TRIBUNNEWS.COM, BLAGOEVGRAD - Upaya peraihan medali dari kompetisi putri kontes gulat Asian Games XVIII/2018 baru dimulai di Blagoevgrad, Senin (23/4/2018) sore.
Enam pegulat putri yang dipersiapkan ke Asiade 2018 itu memang sudah hampir dua bulan sebelumnya menjalani proses pelatihan di Icuk Sugiarto Training Camp (ISTC), Cisaat, Sukabumi.
Namun, dalam kurun waktu itu Dewi Ulfa dan kawan kawan bisa disebutkan tak memperoleh kesempatan untuk memperlihatkan kemampuannya secara optimal.
Kesempatan itu baru benar-benar terbuka saat Dewi Ulfa (Kaltim/53 kg), Eka Setiawati (Jabar/48 kg), Mutiara Ayuningsih (Jatim/58 kg), Dewi Atiya (Jabar/63 kg), Desi Sinta (Banten/69 kg), dan Ridha Wahdaniyati (Kalsel/75 kg), melanjutkan proses pelatihannya di Blagoevgrad dan melakukan sparring-partner dengan para pegulat dari Tim Nasional Bulgaria.
Di Blagoevgrad, kota nyaman, tenang dan asri sekitar 100 km dari Sofia, ibukota Bulgaria itu, enam pegulat putri Indonesia selama tiga hari kedepan sejak Senin sore waktu setempat mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuannya terkait strategi dan teknik dari berbagai aspek serangan maupun pertahanan gulat.
Bagaimana mereka semakin memahami mana upaya serangan untuk sekadar memperdaya, atau mengecoh, pura-pura, dengan usaha menjatuhkan lawan yang sebenarnya.
Beragam teknik yang coba diterapkan oleh para pegulat putri binaan Peter Kasabov itu membuat Dewi Ulfa dan adik-adiknya yang kesemuanya peraih medali emas di Test-Event Asian Games XVIII, Oktober 2017 di GOR Ciracas, seakan-akan menjadi tidak ada apa -apanya.
Itu sesungguhnya sangat bisa difahami. Betapa tidak! Lawan-lawan yang mereka hadapi dalam latih-tanding atau sparring-partner selama lima hari ini adalah para pegulat terbaik Bulgaria yang tengah dipersiapkan menghadapi Kejuaraan Eropa 2018 di Kaaspisk, Rusia, mulai 30 April hingga 6 Mei mendatang.
Peter Kasabov, peraih medali emas kompetisi yunior kelas 64 kg Kejuaraan Eropa 1999, menghadapkan sembilan pegulat binaaannya dengan Dewi Ulfa dkk.
Di antara sembilan pegulat itu, enam yang akan diterjunkan di Kejuaraan Eropa, yakni Fati Mundeva (50 kg), Evelina Nikolova (55 kg), Biliana Dylova (57 kg), Mimi Hristova (59 kg), Taybe Isein (62 kg) dan Sofia Geozgiva (68 kg).
Wajar kiranya kalau mereka unggul mutlak dari enam pegulat Indonesia dalam latihan bertanding dengan sejumlah varian itu.
Sisa-sisa ketangguhan justru masih ditunjukkan pelatih Fathur Rahman, yang beberapa mampu menjatuhkan lawannya dalam sparring-partner itu.
Karena jumlah pegulatnya lebih banyak maka Peter Kasabov meminta Fathur Rahman yang peraih medali perak Gaya Grego 74 kg di SEA Games 1997, Jakarta, langsung turun ke matras untuk menghadapi salah satu pegulatnya. Fathur, yang semula memberi komando untuk para pegulatnya, ganti diberi semangat.
Namun, meski usianya tak lagi muda dan kekuatan fisiknya sudah jauh berkurang, Fathur masih mampu menjatuhkan, memiting, dan membuat lawannya tidak bergerak.
Tak mengherankan jika Peter Kasabov memuji penampilan Fathur Rahman dan ia bahkan sempat menanyakan berapa usia Fathur.
Peter seakan tidak percaya ketika Fathur Rahman menyebut usianya sudah 47 sementara keseluruhan rambutnya masih menghitam.
Dia sendiri, yang pensiun dari kompetisi rahun 2005 lalu, baru berusia 39 tahun.
Jika di awal latihan bersama ini Peter Kasabov serta asistennya, Stoian Petkov, masih memberikan porsi varian sparring-partner yang disebutnya ringan dengan varian enam set dengan masing-masing satu menit, ditambah setengah menit, lalu tiga menit, proses pelatihan hari kedua pada Selasa (24/4/2018) ini dikatakannya akan jauh lebih berat.
"Besok dua kali match, akan jauh lebih berat dari hari ini," kata Peter Kasabov, Senin sore, seusai menutup fase latihan hari pertama itu.
Latihan hari kedua ini digelar dua kali, sesi pertama mulai pukul 10.00 waktu setempat, dan sesi kedua sore harinya. Latihan bersama ini setiap sesinya digelar hampir dua jam.