TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - 12 karateka terbaik terpilih lewat seleksi nasional tahap kedua karate Asian Games 2018 di Auditorium Hotel Arra, Lembah Pinus, Ciloto, Cianjur, Jawa Barat.
Mereka adalah Ahmad Zigi Zaresta (kata putra), Rifky Ardiansyah (60 kg), Jintar Simanjuntak (-67 kg), Sandi Firmansyah (-75 kg), Romario Setiamu (-84 kg), dan I Made Budi Kertayasa (+84 kg).
Sementara di nomor putri ada Nawar Kautsar M (kata), Srunita Sari Sukatendel (kumite -50 kg), Cokorda Istri Agung Sanistyarani (-55 kg), Intan Nurjanah (-61 kg), Ceyco Goergia (-68 kg), dan Dessynta Rakawuni Banurea (+68 kg).
Kedua belas karateka tersebut merupakan hasil terbaik dari proses panjang yang dilakukan PB Forki dalam menghadapi Asian Games 2018 Jakarta-Palembang Agustus mendatang.
Pada seleksi tahap pertama di tempat sama pada 10 Maret lalu, Forki menyeleksi 28 karateka untuk mendapatkan hasil 150%.
Sementara pada tahap kedua lalu, Forki menyaring 24 karateka yang terdiri dari 18 atlet pelatnas, 4 karateka yang pernah mengundurkan diri dari pelatnas, dan dua karateka berprestasi di Kejuaraan Piala Mendagri, Kejuaraan Karate SEAKF, dan Kejuraan Karate AKF. Hasilnya adalah 12 karateka di 12 kelas berbeda.
Cabang karate Asian Games 2018 sendiri akan mempertandingkan 12 kelas. Namun, sesuai ketentuan yang berlaku, setiap negara hanya boleh turun di delapan kelas.
Karena itu, Forki masih perlu melakukan seleksi akhir lewat analisis potensi atlet dan peluang di 12 kelas yang dipertandingkan tersebut
“Kami memang hanya akan memasukkan delapan nama untuk tim inti Asian Games nanti. Entry by name-nya sendiri pada 30 Juni mendatang. Jadi, kami masih punya waktu sekitar dua minggu untuk mengevaluasi dan menganalisi kelas-kelas berpeluang untuk merebut medali di AG nanti,” ungkap Sekretaris Jenderal PB Forki, Lumban Sianipar, disela-sela Seleknas.
Analisis peluang di setiap kelas itu memang sangat diperlukan mengingat persaingan ketat di ajang multievent empat tahunan tersebut. Terutama persaingan dengan karateka-karateka Jepang, Iran, Malaysia, dan negara-negara bekas Uni Soviet seperti Uzbekistan, Kazakhstan, dan lain-lain.
Karena itu, Forki harus mampu melihat kelas yang memiliki peluang besar untuk merebut medali, terutama emas, bagi Indonesia. Apalagi, karate termasuk cabang yang diharapkan bisa merebut emas bagi Indonesia.
Sebab, dalam perjalanan Asian Games, Indonesia pernah menorehkan sejarah manis dengan merebut medali emas pada Asian Games 1998 Bangkok lewat Arif Taufan Syamsuddin, dan Asian Games 2002 Busan melalui Muhammad Hasan Basri.
“KOI memang menargetkan 1 medali emas dari cabang karate. Tapi, kami berharap bisa mendapatkan tiga medali emas di ajang Asian Games nanti,” jelas Ketua Umum PB Forki Gatot Nurmantyo.
Jika Forki mampu mewujudkan target tersebut, tentu itu akan menjadi sejarah besar karate Indonesia di ajang multievent. Untuk mempersiapkan itu, Forki akan segera mengirim ke-12 atlet hasil seleksi tersebut ke kejuaraan karate Asia di Yordania, Juli mendatang.
Bahkan, khusus delapan atlet yang nanti masuk entry by name, Forki akan memberikan program latihan di Jepang untuk karateka nomor kata dan training camp di Mesir dan Ukraina untuk karateka nomor kumite.