TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK - Entikong Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat ditetapkan Kemenpora menjadi daerah yang akan menggelar olarhaga perbatasan selama sehari penuh pada hari Sabtu ini (30/6/2018).
Asisten Deputi Olahraga Pendidikan, Alman Hudri, mengatakan jika kegiatan ini sengaja digelar dengan melibatkan peserta bukan hanya dari Indonesia, tapi juga dari Malaysia. Pasalnya, Entikong ini menjadi titik terluar sekaligus pos lintas batas antara kedua negara.
"Kedua negara ini memiliki kebudayaan yang mirip karena serumpun. Karena itu, olahraga tradisional yang kami pertandingkan pun sudah akrab dimainkan oleh kedua negara. Ada gasing, ini sama namanya dan juga balap terompah, yang dikenal dengan sandal gergaji di sana," ungkap Alman.
Dia berharap, festivasl olahraga perbatasan ini mampu semakin mempererat hubungan kedua negara sehingga meningkatkan kerja sama di bidang olahraga khususnya yang bersifat tradisional.
Animo peserta dari dua negara yang berbatasan ini ternyata cukup tinggi. Almand mendapatkan laporan terakhir bahwa ada 32 peserta dari Malaysia dan 97 orang dari Indonesia yang akan turut tampil di ajang festival olahraga perbatasan ini.
"Ini menunjukkan, bahwa keinginan untuk saling silaturahmi, saling berbagi dan bersahabat dalam dunia olahraga cukup bagus. Kegiatan ini akan terus dijalankan agar masyarakat yang jauh dari pusat, di daerah perbatasan, di daerah terdepan, bisa turut berolahraga," urai pria asal Bogor itu.
Sementara itu, pejabat Malaysia di perbatasan Rozalix bin Edi Wahab menjelaskan bahwa program Kemenpora ini cukup bagus dan menjadi terobosan baik ke depan.
"Kami menyambut baik program ini dan harus terus dijalankan untuk menjaga hubungan baik dua negara yang serumpun ini," ujarnya.
Sebelum bertolak ke Entikong, pejabat Kemenpora terlebih dulu dijamu olah Pemkab Sanggau di Aula Bapenda Sanggau, Jumat (29/6/2018) malam.
Dalam jamuan tersebut, sempat diberikan cindera mata berupa kaus bergambar wajah Presiden Joko Widodo dan Menpora bertuliskan Asian Para Games.
Dengan kaus yang menggunakan title Asian Para Games itu, proses sosialisasi dan promosi ajang olahraga atlet difabel level Asia tersebut diharapkan semakin kencang, terutama di daerah terdepan yang jauh dari pusat.