"Beberapa kali kita diundang ke KBRI, dijamu makan dengan menu Indonesia, sehingga para pegulat serasa di rumah sendiri," jelas Gusti Randa.
Apa yang disampaikan Dubes Sri Astari Rasjid kepada Timnas Gulat Indonesia? Tentu saja, disamping kesan, juga dikedepankan harapan.
Dubes Sri Astari Rasjid mengurai kebahagiaan dan kebanggaannya atas keberadaan Timnas Gulat Asian Games Indonesia di Bulgaria.
Dubes yang di masa mudanya seorang seniwati-ia pelukis- itu tak urung juga mengutarakan harapannya agar Timnas Gulat Asian Games Indonesia dapat tampil baik pada saatnya nanti. Kometisi gulat Asian Games XVIII/2018 digelar 19-22 Agustus di JCC, Senayan.
Ke-12 pegulat putra yang kembali ke tanah air ini terdiri dari enam pegulat gaya bebas dan enam gaya grego. Enam pegulat gaya bebas adalah Eko Roni Saputra (57 kg/Kaltim), Ardiansyah (65 kg/Kaltim), Rizky Dermawan (74 kg/DKI Jakarta), Fakhriansyah (86 kg/Kalsel), Ronald Lumban Toruan (97 kg/Sumsel), dan Dimas Seto (125 kg/Jatim).
Sementara enam pegulat gaya grego, Hasan Sidik (59 kg/Jatim), M.Aliansyah (66 kg/Kaltim), Andika Sulaeman (75 kg/DKI Jakarta), Lulut Gilang Saputra (85 kg/Jatim), Ashar Ramadhani (98 kg/Kaltim), dan Papang Ramadhani (130 kg/Kaltim).
Dari total 18 pegulat yang dikompetisikan di Asian Games XVIII/2018, enam pegulat putri sudah lebih dulu kembali ke Indonesia pada pertengahan Juni lalu.
Yakni, Eka Setiawati (48 kg/Jabar), Dewi Ulfa (53 kg/Kaltim), Mutiara Ayu Ningtias (58 kg/Jatim), Dewi Atiya (63 kg/Jabar), Desi Sinta (69 kg/Banten), dan Ridha Wahdaniyati (75 kg/Kalsel).
Saat ini mereka sudah melanjutkan proses pelatihannya di Malang, Jatim, ditangani pelatih Fathur Rahman.