TRIBUNNEWS.COM - Pelatih pelatnas atletik, Eni Nuraini menyebut prestasi Lalu Muhammad Zohri tidak lepas dari kerja kerasnya sendiri.
Menurutnya, Zohri sosok yang sangat disiplin selama menjalani latihan di stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor.
"Kelebihan Zohri dari pada pelari lainnya soal konsistensi dia. Kami sudah melihat potensinya dari usia 17 tahun," kata Eni di Terminal 3 Bandara Soekarno- Hatta, Cengkareng, Tangerang, Selasa (17/7/2018).
Zohri sempat berujar kepada Eni bahwa ia memiliki niat mengharumkan bangsa Indonesia.
"Waktu pertama datang, dia (Zohri) bilang ke saya mau berhasil. Saya tekankan kembali bahwa untuk menjadi sukses kamu harus benar-benar disiplin," tambahnya.
Zohri meraih medali emas dengan catatan waktu 10.18 detik. Ia mengungguli para favorit juara seperti duo Amerika, Anthony Schwartz (10.22) dan Eric Harrison (10.22) serta sprinter Afrika Selatan Thembo Monareng (10,23).
Sedangkana pelari asal Ingris, Dominic Ashwell mencatat waktu 10.25 detik.
Pencapaian Zohri merupakan sejarah baru dalam dunia atletik Indonesia.
Sebelumnya, prestasi terbaik atlet Indonesia di nomor lari 100 meter di Kejuaraan Dunia Atletik U-20 finis kedelapan di babak penyisihan pada 1986.
Zohri menerima hadiah uang tunai senilai Rp 250 juta dari pemerintah, serta Rp 100 juta untuk pelatihnya.