TRIBUNNEWS.COM, TULUNGAGUNG - Pertandingan di ajang Pekan Olahraga Perempuan (POP) Jatim memasuki hari kedua.
Banyak dinamika terjadi termasuk peserta yang mencuri perhatian juri wasit dan penonton. Salah satunya tim PKK Sekoto Badas Kediri.
Tim yang terdiri dari enam orang pemain ini memang memiliki keunikan. Betapa tidak, tiga dari keenam pemain adalah saudara kandung begitupun dengan dua lainnya. Yang menjadi daya tarik adalah, empat dari enam pemain tercatat sudah berusia lanjut.
Adalah Rebiyah (65), Misyem (62), Patemi (59) dan Mistiah (54) yang berhasil mengobrak-abrik pertahanan lawan.
Tak pandang usia, strategi yang digunakan dalam permainan cukup agresif. Melihat gerak pemain yang cepat, penonton bersorah riuh memberi semangat. Tak pelak, dalam dua kali permainan tim PKK ini menang dengan skor 38-18 dan 40-14.
Rebiyah mengaku gemar berolahraga sejak masih muda. Dia adalah mantan pemain bola kasti dan main sodor adalah hobi masa kecilnya. Hanya berbekal info dari radio lokal, Rebiyah dan adik-adiknya berangkat ke Tulungagung dengan tanpa persiapan serius.
"Mboten wonten latihan blas, wong niki semerap saking radio terus nunut mobile tanggi (gak ada persiapan sama sekali, ini dapat info dari radio terus pergi numpang mobil tetangga)" terangnya.
Rebiyah mengaku senang bisa ikut bertanding, dia berharap agar kedepannya ajang POP berlanjut dan tetap melibatkan peserta dengan usia lanjut. Selain itu dia menyematkan pesan pada para remaja agar gemar berolahraga. Karena manfaatnya memang tidak langsung didapat tetapi nanti setelah usia lanjut seperti mereka yang tetap sehat dan kuat.
Selain pesan untuk pemuda, Rebiyah juga memiliki doa bagi Fatayat NU. Dia berharap agar Fatayat terus bisa memfasilitasi perempuan usia lanjut dalam kagiatan yang berbeda seperti halnya POP ini.
Sementara itu, Umam, pengurus Komunitas Olahraga Tradisional Indonesia (KOTI) berharap agar pagelaran POP bisa menjadi agenda tahunan.
"Kalau melihat POP Jatim ini kan pesertanya meningkat, kami optimis jika tahun depan diadakan lagi maka tingkat partisipasinya pasti meningkat" terangnya.
Gobak sodor adalah permainan tradisional yang semakin jarang digunakan dalam acara pertandingan olahraga.
Walaupun didalamnya mengandung arti filosofis yang dalam. Dalam permainan yang biasa juga disebut sebagai hadang ini, peserta diajak untuk berjuang mempertahankan tanah miliknya.
KOTI berharap tidak hanya gobak sodor yang digunakan oleh POP mendatang tetapi lebih banyak lagi olahraga tradisional lainnya.