Romano Fenati Dapat Simpati dari Joan Mir

TRIBUNNEWS.COM, MISANO - Pebalap Suzuki Ecstar musim depan, Joan Mir, memberikan dukungan kepada Romano Fenati.

Pebalap tim Marc VDS itu bersimpati atas masalah yang tengah di alami rivalnya pada musim lalu.

Pada musim 2017, Joan Mir yang kala itu masih di kelas Moto3 memang bersaing sengit dengan Romano Fenati dalam perburuan gelar juara dunia Moto3.

Namun, Joan Mir pada akhirnya berhasil memenangkan gelar juara dunia Moto3 di akhir musim setelah memenangkan sepuluh balapan.

Adapun Romano Fenati harus puas mengakhiri musim 2017 sebagai runner up Moto3.

Seperti diketahui, Romano Fenati tengah mendapatkan banyak kecaman setelah aksi tak terpujinya kepada Stefano Manzi pada balapan Moto2 GP San Marino.

Lewat akun Instagram miliknya, Joan Mir memberikan dukungan kepada mantan murid Valentino Rossi itu.

Hai @fennyfive (akun Instagram Fenati), selama GP di Misano Anda membuat kesalahan yang tidak bisa dibenarkan, menempatkan nyawa pesaingan Anda dalam bahaya. Tindakan ini tidak layak untuk pebalap seperti Anda dan memang pantas mendapat hukuman keras.

Tahun lalu Anda adalah pesaing yang hebat dan Anda mendorong saya hingga batas sepanjang musim, kita memiliki banyak pertarungan, tetapi Anda selalu berperilaku seperti pebalap dan olahragawan hebat di lintasan.

Kita berbagi podium berkali-kali dan saya bisa menghargai tidak hanya dalam kemenangan, tetapi juga dalam kekalahan.

Saya pikir Anda adalah orang yang baik. Jangan menyerah dan berjuang untuk masa depan Anda sebagai pebalap, semua orang berhak mendapat kesempatan kedua atau bahkan ketiga.

Bekerjalah untuk memperbaiki dorongan-dorongan ini yang kadang-kadang mengkhianati Anda dan menuntun Anda untuk melakukan beberapa perbuatan buruk dan kembali ke lintasan untuk menunjukkan Anda pebalap yang hebat.

Setelah aksi kontroversialnya kemarin, Fenati lantas kehilangan tempat di tim Maranelli Snipers.

Selain itu, tim Forward Racing juga membatalkan kontraknya pada musim depan.

Adapun Fenati berencana tidak akan kembali membalap karena merasa tidak mendapat keadilan.