TRIBUNNEWS.COM, MISANO - Sirkuit Misano yang selama lebih dari satu dekade terakhir menjadi tuan rumah seri balap MotoGP San Marino ternyata tidak bersahabat bagi para peraih pole position.
Hal itu terlihat dari pemenang balapan MotoGP San Marino bukanlah pebalap yang memulai balapan dari posisi terdepan.
Kutukan pertama dialami Casey Stoner pada musim 2011. Memastikan posisi start terdepan saat kualifikasi, Stoner harus puas finis di tempat ketiga.
(Baca Juga: Rekap Hasil Japan Open 2018 - Minus Tunggal Putri, 5 Wakil Indonesia Berhasil Tembus Perempat Final
Kutukan pole sitter Misano kembali terjadi pada musim berikutnya. Saat itu petaka menimpa pebalap berjuluk "The Little Spaniard" Dani Pedrosa.
Berhasil memimpin saat kualifikasi, Pedrosa dua kali mendapat kesialan saat sesi balapan.
Diawali dengan kru mekanik yang kesulitan melepas selimut ban depan menjelang warm-up, Pedrosa harus rela memulai balapan dari posisi paling buncit.
Petaka tidak berhenti sampai di situ bagi Pedrosa. Merangsek ke posisi 11, balapan Pedrosa harus berakhir usai ditubruk Hector Barbera.
Bencana di Misano diyakini menjadi salah satu alasan Dani Pedrosa kehilangan gelar juara. Pasalnya, sang pebalap tampil sangat kuat sepanjang musim itu.
Mengoleksi tujuh kemenangan (lebih banyak dari sang juara) dan 'hanya' tiga kali gagal naik podium, Pedrosa harus puas sekadar menjadi runner-up.
Namun demikian, ketika berbicara pebalap yang paling sering mengalami kutukan posisi start terdepan di Misano, Jorge Lorenzo lah orangnya.
Jorge Lorenzo sudah empat kali merebut pole position dalam kualifikasi GP San Marino (2014, 2015, 2016, 2017) dan selalu gigit jari lantaran tidak dapat finis pertama.
Termasuk dalam edisi terakhir MotoGP San Marino pada Minggu (9/9/2018).
Tampil menghentak dengan memecah rekor waktu lap tercepat, Lorenzo mendapat nasib sial saat terjatuh ketika mengejar pemimpin balapan hingga akhirnya finis di posisi ke-17.
Adapun dua pebalap lainnya yang pernah merasakan kutukan Sirkuit Misano adalah Marc Marquez dan Maverick Vinales.