TRIBUNNEWS.COM - Pelari gawang Indonesia, Dedeh Erawati berhasil mendapatkan medali emas Kejuaraan Dunia Masters Atletik 2018 di Malaga, Spanyol, Sabtu (15/9/2018) petang waktu setempat, lewat nomor 100 meter lari gawang (kategori usia 35-39 tahun).
Tetapi, tahukan Anda, bahwa ia melalui tiga kendala besar sebelum bisa meraih prestasi tersebut?
Fahmy Fachrezzy terlihat tak tenang sejak dua hari sebelum perlombaan 100 meter lari gawang Kejuaraan Dunia Masters Atletik 2018.
Setiap malam, ia menjelajahi berbagai lagu dalam aplikasi musik Spotify, untuk menenangkan pikirannya.
Pantas jika pelatih Dedeh Erawati itu cemas.
Baca: Sprinter Putri Indonesia Dedeh Erawati Sabet Emas Kejuaraan Dunia Masters Atletik 2018
Ia menyadari bahwa atletnya tidak menempuh persiapan maksimal sebelum terjun pada Kejuaraan Dunia Masters Atletik 2018.
Masa persiapan Dedeh Erawati menjelang Kejuaraan Dunia Masters Atletik 2018 berantakan setelah ia memenuhi berbagai agenda dalam dua sampai tiga bulan ke belakang.
Selama itu, Dedeh Erawati mesti mengelilingi berbagai kota di Indonesia untuk penyuluhan relawan dan pawai obor Asian Games 2018.
Baca: Dedeh Erawati Melaju ke Final Nomor 100 Meter Lari Gawang Kejuaraan Dunia Masters 2018
Maklum, selain seorang atlet, ia pun merupakan pegawai negeri sipil (PNS) Provinsi DKI Jakarta dan tokoh olahraga Indonesia dengan statusnya sebagai olimpian.
"Selain itu, dalam dua sampai tiga bulan terakhir pun Dedeh disibukkan sebagai pembawa acara sebuah program olahraga di salah satu stasiun televisi di Indonesia," kata Fahmy Fachrezzy kepada Bolasport.com di Malaga, Sabtu (15/9/2018).
Kurangnya persiapan menjadi tantangan pertama Dedeh Erawati sebelum tampil di Kejuaraan Dunia Masters Atletik 2018.
Tantangan kedua, kata Fahmy Fachrezzy, adanya insiden cedera yang Dedeh Erawati alami sebelum ia melakoni nomor 200 meter pada Minggu (9/9/2018) di Stadion Universidad de Malaga pukul 13.05 waktu Spanyol.
Cedera yang terletak di area lutut kiri itu membuat Dedeh Erawati terpaksa melepaskan peluang medali emas di nomor 200 meter.
"Kami berusaha keras menyembuhkan kondisi Dedeh hanya dalam beberapa hari saja. Pokoknya, kami berpikir bagaimana caranya Dedeh bisa berlari dengan teknik baik, menembus posisi pertama, dan mempertahankan gelar juara dunia 100 meter lari gawang," tutur Fahmy Fachrezzy.
Sementara itu, tantangan ketiga adalah durasi waktu yang lama (dua pekan) bagi Dedeh Erawati selama di Malaga, Spanyol.
Baca: Dedeh Erawati jadi Satu-satunya Wakil Asia, Negara Tetangga pun Ramai-ramai Dukung Indonesia
Ia sudah berada di Negeri Matador sejak Minggu (2/9/2018), dan itu membuat Fahmy Fachrezzy mesti menjaga mental dan kondisi atletnya setiap hari selama dua pekan berada di Spanyol.
"Mempertahankan kebugaran atlet selama dua pekan adalah sesuatu yang sulit. Kami harus terus menjaga kondisi Dedeh hingga pertarungan terakhirnya tadi," ujar Fahmy Fachrezzy.
Hal tersebut yang membuat Dedeh Erawati tak menembus waktu 13 detik di nomor 100 meter lari gawang.
Meski demikian, ia tetap mendapat emas nomor tersebut dengan waktu 14,50 detik.
"Tetapi, kalau mengingat ketiga masalah tadi, saya sangat puas. Orang lain mungkin tidak tahu masalah ini, tapi kami berhasil melaluinya dengan baik," kata Fahmy Fachrezzy.
Dengan kemenangan itu, Dedeh Erawati berhasil menjaga gengsi Indonesia dengan mempertahankan medali emas 100 meter lari gawang yang juga ia dapatkan pada Kejuaraan Dunia Masters Atletik 2016 di Perth, Australia.
Kala itu, keping emas ia dapatkan dengan catatan waktu 13,96 detik.
Baca: Dedeh Erawati Melaju ke Final Nomor 100 Meter Lari Gawang Kejuaraan Dunia Masters 2018
Selain di nomor 100 meter lari gawang, pada Kejuaraan Dunia Masters Atletik 2018, Dedeh Erawati pun mendapatkan medali perak di nomor 100 meter.
Artinya, ia akan pulang ke Indonesia pekan depan dengan membawa dua medali. (*)
Berita ini sudah tayang di BolaSport.com dengan judul: Tiga Tantangan Dedeh Erawati Sebelum Sabet Emas Kejuaraan Dunia