TRIBUNNEWS.COM – Indonesia untuk pertama kalinya akan menurunkan tim anggar kursi roda atau wheelchair fencing di Asian Para Games 2018, yang akan berlangsung di Jakarta, Oktober mendatang.
Bagi Indonesia, anggar kursi roda merupakan hal yang sangat baru.
Bahkan, olahraga paralimpik ini baru diperkenalkan di Indonesia pada Januari 2018.
Meski terbilang baru, kiprah atlet Indonesia tak bisa diremehkan.
Menurut perwakilan National Paralympic Committee (NPC) untuk cabor anggar kursi roda, Djoko Santoso, atlet Indonesia sudah mencatat hasil positif dalam Kejuaraan
Dunia Anggar Kursi Roda di Warsawa, Polandia, 3-9 Juli 2018 lalu.
Dalam kejuaraan itu, seorang atlet, Elih, berhasil masuk dalam 16 besar dari 48 peserta untuk kategori sabel.
Sementara tim kategori putra, yang diwakili Akhmad Saidah, Suwono, dan Hendri Radilah, mendapat posisi ke-12 dari 16.
Djoko Nugroho mengatakan, kejuaraan ini menjadi syarat untuk mendapat lisensi dari IWAS, atau asosiasi anggar kursi roda dunia.
"IWAS mengeluarkan peraturan, yang boleh, berhak mengikuti Asian Para Games ini harus memiliki klasifikasi dan memiliki ranking dunia," ungkap Djoko, saat ditemui TribunSolo.com, Sabtu (15/9/2018).
"Dan itu harus di bawah 48 ranking dunia. Beratnya di situ," terangnya.
Kontingen Indonesia akan mengikuti cabor weelchair fencing atau anggar kursi roda untuk kali pertama dalam Asian Para Games 2018 di Jakarta pada 6-13 Oktober mendatang.
Sebanyak 11 atlet telah lolos seleksi pada Desember 2017.
"Basic atlet-atlet ini bukan anggar, tapi olahraga yang lain. Ada yang panahan, ada yang angkat berat, ada yang sitting volleyball, ada juga wheelchair tennis," kata Djoko.
Berbagai komponen tes khusus atlet paraplegia atau penurunan motorik pun mereka lalui.
"Kita mengukur, yang dominan untuk di anggar itu apa. Kekuatan tangan, kekuatan perut, kekuatan pinggang, dan waktu reaksi. Itu kita tes semua," ujar Djoko.
"Indikator utamanya di pinggang. Yang paling lemah ada di C, tapi tidak dipertandingkan. Yang sedang di klasifikasi B, yang kuat di klasifikasi A," tambahnya.
Dari 11 atlet yang terpilih, 5 atlet putra masuk dalam klasifikasi A, 2 putra klasifikasi B, 3 putri klasifikasi A, dan 1 putri klasifikasi B.
Kesebelas atlet telah menjalani pelatnas sejak Januari 2018 di Solo, Jawa Tengah.
Mereka akan turun ke seluruh 18 nomor, yang terbagi dalam tiga senjata, baik individu maupun beregu: floret putra/putri, sabel putra/putri, dan degen putra/putri.(*)