Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi, Senin (17/9/2018) sore mengunjungi Sekolah Khusus Olahraga (SKO) Ragunan, Jakarta Selatan.
Agenda kunjungan Menpora kali ini adalah untuk memberikan apresiasi kepada para pelatih SKO Ragunan yang telah berkontribusi dan berjasa terhadap pengembangan atlet Asian Games 2018.
Baca: Presiden Jokowi Tinjau Pelatnas Paralympian Indonesia: Bonus Atlet Sama seperti Asian Games 2018
“Jadi bonus Asian Games tidak hanya kita berikan kepada para peraih medali, pelatih, maupun yang belum meraih medali emas, perak, perunggu, tetapi juga kita berikan kepada orang-orang yang telah berjasa mengantarkan para atlet,” kata Imam Nahrawi.
“Di Haornas (Hari Olahraga Nasional) kemarin, kita berikan kepada beberapa pelatih, dan sekarang saya langsung masuk ke Ragunan. Di sinilah banyak atlet peraih medali emas yang dilatih oleh para pelatih yang kali ini kita berikan penghargaan,” sambung Imam Nahrawi.
Baca: PB Jaya Raya Beri Bonus untuk Atletnya dan Pelatih yang Meraih Medali di Asian Games 2018
Pelatih yang mendapatkan bonus antara lain, Bambang Warsito (pelatih sepak bola), Sarmili (pelatih bola voli), Fadli Potu (pelatih taekwondo), dan Budiarto (pelatih angkat besi).
Bambang Warsito, Sarmili, dan Fadli Potu mendapatkan bonus masing-masing uang tunai dalam bentuk tabungan Rp 30 juta rupiah plus piagam.
Sedangkan Budiarto mendapatkan uang beasiswa sebesar Rp 25 juta.
Baca: Bonus Atlet Segera Cair: Peraih Emas Perseorangan Rp 1,5 M, Perak Rp 500 Juta, Perunggu Rp 250 Juta
Bonus yang diterima Budiarto memang sudah diinginkannya untuk bisa melanjutkan pendidikan S2 di Universitas Negeri Jakarta.
Selain mereka, 12 pelatih dari cabor lainnya serta asisten pelatih juga mendapatkan bonus dari Kemenpora.
“Bentuk penghargaan ini tidak sebesar yang diterima pelatih yang mendampingi di Asian Games 2018, tapi tentu ini adalah wujud penghormatan sekaligus penghargaan pemerintah kepada para pelatih dan asisten pelatih di SKO Ragunan,” pungkas Imam Nahrawi. (*)