TRIBUNNEWS.COM – Ada fakta menarik mengenai Timnas Basket Kursi Roda Indonesia yang dipersiapkan untuk Asian Para Games 2018.
Hampir semuanya bukan pebasket professonal, bahkan belum pernah memegang bola basket.
"Kita semua memulainya dari nol," kata pelatih utama Pelatnas Basket Asian Para Games Fajar Brillianto, ditemui di GOR Punakawan Karanganyar, Senin (17/9/2018).
Diakui awalnya cukup sulit untuk mengajari mereka teknik bermain basket.
"Teknik mereka asal. Jika diibaratkan kayak orang melempar mangga," kata Fajar.
Meski sulit, mereka secara rutin berlatih teknik dan juga kekompakan.
Mulai dari cara bermain menggunakan kursi roda, cara mendribble, sampai akhirnya melakukan lemparan.
Latihan secara rutin dilakukan sebanyak 10 kali dalam seminggu.
Hasilnya, menurut Fajar cukup memuaskan.
"Meski belum sepenuhnya sempurna, tapi mereka sudah bisa bermain dengan baik. Bahkan ada beberapa yang sudah mampu melakukan three point shoot dengan sempurna," jelasnya.
Hal senada juga diungkapkan atlet basket paralimpik Indonesia Danu Kuswantoro.
Sebelum menjadi atlet basket, dirinya pernah menjadi pebalap dan atlet bulu tangkis.
"Tetap ada perbedaan dibanding olahraga lainnya. Kalau basket lebih pada olahraga tim yang membutuhkan kekompakan dan chemistry," jelasnya di sela latihan.
Danu juga mengakui adanya kesulitan selama latihan.
"Kesulitan yang paling terasa selama latihan selain harus belajar teknik, juga harus bisa membangun chemistry yang baik antar pemain. Sebab setiap pemain memiliki kepribadian yang berbeda," kata pria kelahiran 3 Maret 1991 itu.
Meski demikian, Danu tetap yakin perjuangannya dan kawan-kawan setim, bisa membuat bangga Indonesia. (*)