TRIBUNNEWS.COM – Kita sebagai warga Indonesia harus berbangga hati, karena salah satu atlet lokas dari cabang olahraga balap sepeda downhill sudah mencetak banyak prestasi dan mulai mengharumkan nama bangsa di dunia balap sepeda internasional.
Prestasi terbaru yang diraih adalah dua emas dan satu perunggu di nomor downhill pada Asian Games 2018 Agustus-September lalu.
Pada 2017 lalu, salah satu atlet yang mendapat emas di Asian Games, yaitu seorang atlet yang tergabung sebagai #76Rider, Khoiful Mukhib yang juga sempat mengikuti Kejuaraan Dunia Downhill di Australia. Di pertandingan ini, Mukhib berhasil menduduki posisi ke-63.
Awal Mughib melirik olahraga ekstrim ini adalah setelah ia melihat aksi BMX Supercross yang membuatnya teratrik dengan dunia sepeda. Kala itu, ia masih berusia 8 tahun. Mimpi yang ia miliki sederhana, ia ingin bisa menerima piala di atas podium.
Tekadnya makin kuat untuk mewujudkan mimpinya setelah melihat teman-temannya berhasil meraih piala. Momen ini pula yang memotivasinya mengikuti berbagai kejuaraan BMX dikotanya.
Hingga akhirnya ia bertemu Rudy Purnomo, Manager 76 Team ketika mengikuti kejuaraan BMX di kampung halamannya, Jepara. Rudy, melihat kemampuan Mukhib, langsung menawarina bergabung dengan 76 Team.
Akhirnya Mukhib bergabung dan langsung merebut juara umum untuk kelas Mens Sport versi UKDI tahun 2010. Berbekal kemenangan tersebut, Mukhib langsung naik ke kelas Men Elite untuk tahun selanjutnya. Persaingan yang cukup berat dengan seniornya, membuatnya hanya mampu berada pada sepuluh besar.
Kegigihan Mukhib memang belum membuahkan hasil yang maksimal tetapi ia berhasil mendapatkan penghargaan Rookie of the Year 2011 sebagai pendatang baru di kelas Men Elite. Sejak itu, Mukhib terus mencetak berbagai prestasi.
Sampai akhirnya ia berhasil menjadi salah satu peserta kejuaraan dunia Downhill di Australia. Tiket ke kejuaraan dunia ini ia dapatkan setelah berhasil mengumpulkan poin United Cycling International (UCI) terbanyak se-Indonesia.
United Cycling International adalah induk internasional olahraga balap sepeda, termasuk di dalam nya mountain bike (MTB) atau sepeda gunung. Dan balap sepeda downhill adalah salah satu cabang dari MTB.
Untuk mendapatkan poin UCI ini, atlet MTB harus mengikuti kompetisi-kompetisi yang terdaftar dalam calendar resmi event UCI. Kejuaraan 76 Indonesian Downhill (76 IDH) sudah masuk dalam calendar resmi UCI. 76 IDH sudah masuk sejak 2015 lalu karena sudah memenuhi standar internasional kompetisi downhill yang ditetapkan UCI. Namun masih belum semua kelas yang masuk dalam kalender, hanya kelas Man Elite dan Women Elite.
Mukhib telah beberapa kali keluar sebagai juara di kelas Man Elite 76 IDH. Ia menjadi juara 76 IDH pada musim 2012, 2013, 2014, dan 2016. Dengan prestasi ini, ia mendapat banyak poin UCI dan menjadi salah satu dari 3 pebalap downhill di Indonesia dengan perolehan poin UCI terbanyak.
Hasil poin-nya ini yang kemudian memungkinkan Mukhib untuk mengikuti kejuaraan dunia downhill di Australia pada September 2017 lalu. Tidak hanya Mukhib, ada dua atlet downhill lokal lain yang turut mengikuti kejuaraan ini.
Setelah berhasil keluar dengan posisi ke-63 di Australia, Mukhib kemudian tampil di Asia Continental Championship 2018. Dari kejuaraan ini, Mukhib mencetak prestasi waktu terbaik ke-6 dan mendapatkan poin UCI sebanyak 90 poin.
Setelah mendapat poin ini, Mukhib meraih total 308 poin UCI, yang disusul Hildan Afosma Katana sebanyak 150 poin dan Rendy Sanjaya 132 poin.
Dengan perolehan poin ini, Mukhib bisa mengikuti kejuaraan dunia Balap Sepeda Downhill di Swiss pada 4-9 September 2018 lalu. Namun, Mukhib memilih tidak mengikuti pertandingan tahun ini karena istrinya yang baru saja melahirkan.
Meski begitu, tentunya kita bisa berharap akan terus mendengar sepak terjang Mukhib dan meraih berbagai prestasi di cabang balap sepeda downhill ini.
Penulis: Dessita Chairani