TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) DKI Jakarta Dr. H.Ratiyono, MMSI menegaskan bahwa Sekolah Khusus Olahraga (SKO) Ragunan, Jakarta, segera direvitalisasi.
Ia mengatakan, saat ini pihaknya tengah mengusulkan anggaran sehingga pada awal tahun 2019 nanti proses revitalisasi SKO dan kompleks olahraga Ragunan bisa direalisasikan.
"SKO Ragunan ini diresmikan pada 1976 oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu, pak Ali Sadikin. Memang saatnya sudah direhab total. Masterplan-nya sudah dibuat pada 2011. Baru satu yang sudah direnovasi yakni yang sekarang jadi tempat makan atlet. Kita berharap, tahun 2018 kita usulkan, tahun 2019 bisa langsung dieksekusi," ungkap Ratiyono di Ragunan, Jumat (12/10/2018).
Kadispora DKI Jakarta mengemukakan hal itu di sela-sela penyelenggaraan Invitasi Gulat se DKI Jakarta yang digelar oleh Dispora DKI Jakarta dan dilaksanakan oleh Pengprov PGSI DKI Jakarta. Ratiyono membuka resmi invitasi Gulat yang dihadiri pula oleh Ketua Pengprov PGSI DKI Jakarta Steven Setiabudi Musa.
Ketua Pengprov PGSI DKI Jakarta Steven Musa pada kesempatan ini juga mengukuhkan kepengurusan baru enam Pengkot PGSI di DKI Jakarta.
Ratiyono mengatakan, pada tahap revitalisasi atau modernisasi nanti SKO Ragunan akan tetap mengedepankan lingkungan yang hijau.
"Dengan fasilitas yang modern, yang baru, tapi tidak meninggalkan sisi lingkungannya. Dengan harapan atlet bisa berlatih di tempat yang rindang, dan suplai oksigen yang cukup," jelasnya.
SKO Ragunan, yang mempunya luas 20 hektare, lanjut Ratiyono, nantinya akan direvitalisasi secara serentak dengan menghabiskan dana yang tidak terlalu besar, namun tetap memperhatikan kenyamanan, dan keunggulannya.
"Akan direnovasi secara serentak. Dari 20 hektar, 30 persennya bangunan. Supaya nanti kalau selesai, atlet serentak juga berlatihnya. Ketika nanti saat renovasi, atlet kita pindahkan lebih dahulu ke gelanggang-gelanggang yang ada di Jakarta," tuturnya.
Ratiyono meyakini, renovasi SKO Ragunan yang dilakukan pada 2019 nanti tidak akan menghampat persiapan atlet-atlet DKI Jakarta pada persiapan Pekan Olahraga Nasional (PON) di Papua 2020 mendatang.
"Kami kan memiliki sejumlah gelanggang-gelanggang yang tersebar di beberapa wilayah. Saya rasa ini tidak akan menghambat mereka," ujarnya.
Di sisi lain, Fasilitas SKO Ragunan saat ini memang semakin memburuk tanpa adanya sentuhan renovasi. Seperti halnya di hall badminton tampak ada bagian dinding yang berlubang, begitu juga dengan kondisi alas lapangan badminton baik karpet maupun kayu yang terlihat tak terurus.
Persoalan infrastruktur venue di komplek GOR Ragunan itu merupakan kewenangan Pemprov DKI, sehingga Pemprov harusnya lebih memperhatikan fasilitas yang ada.
Terlebih berdasarkan data, banyak atlet berprestasi lahir dari komplek tersebut, termasuk fakta 40 persen atlet SKO Ragunan telah menyumbang medali di ajang SEA Games dan 60 persen di PON.