TRIBUNNEWS.COM, MADRID - Tim Karate Indonesia mulai berjuang meraih poin di Kejuaraan Dunia Karate WKF di Wizink Center, Madrid, Spanyol, 6-11 November 2018.
Namun, pada pertandingan hari pertama pada Selasa (6/11) Indonesia belum mampu meraih hasil maksimal.
Dari empat karateka yang tampil pada hari pertama, hanya dua karateka yang bisa sampai babak kedua. Mereka adalah Ahmad Zigi Zarestas Yuda di nomor kata perorangan putra dan Daniel Hutapea di kumite kelas +84 kg.
Sementara dua karateka lainnya sudah tumbang pada babak pertama, yakni Nawar Kautsar Mastura (kata perorangan putri) dan Dessynta Rakawuni Banurea (kumite +68 kg putri).
Di nomor kata perorangan putra, Zigi mendapatkan peluang bagus setelah mengalahkan karateka AS Joseph Martinez 4-1 pada babak pertama.
Namun dia harus mengakui keunggulan karateka Italia Mattia Busato yang mengalahkannya pada babak kedua.
Kondisi sama dialami Daniel. Setelah menundukkan karateka China Taipei Wang Yun Chi pada babak pertama, pada babak kedua dia harus mengakui keunggulan karateka Italia Simone Marino.
Sementara Nawar harus mengakui kelebihan karateka 38 dunia asal Republik Ceko Veronika Miskova pada laga babak pertama.
Begitu juga Dessynta tak bisa berbuat banyak saat ditundukkan karateka Rusia Ivanna Zaytseva.
Baca: Chord Kunci Gitar Karna Su Sayang, Dian Sorowea Ungkap Makna Lagu
Menurut Pelatih Omita Ompi, kegagalan empat karate Indonesia itu tetap dianggap sebagai pelajaran berharga. Setidaknya, pihaknya makin mengetahui peta kekuatan karate dunia saat ini.
“Nawar misalnya, sebetulnya sudah bermain sangat bagus dengan power yang luar biasa. Sebaliknya, lawan asal Ceko terlihat lemah saat tampil. Tapi, ternyata yang menang karateka Ceko. Tapi, ini pertandingan ada kalah ada menang. Dan, ini tentu jadi pelajaran berharga bagi tim di masa depan,” ujar Omita.
Omita juga mengakui kalau Miskova memiliki pengalaman internasional lebih banyak dari Nawar. Bahkan, pada Kejuaraan Senior EKF di Serbia pada Mei 2018, dia mampu menempati peringkat ke-5.
“Sementara Zigi di kata perorangan putra, sudah mampu menunjukkan penampilan bagus di event dunia. Terbukti dia bisa menundukkan karateka AS di babak pertama. Cuma pada babak berikut dia kalah kualitas dan pengalaman dari karateka Italia,” ujar Omita.
Sementara itu Pelatih Donny Dharmawan menilai para karateka Indonesia sebetulnya tidak bermain buruk, termasuk di nomor kumte.
Terbukti, Daniel mampu dua kali tampil di event pertamanya di level senior. Padahal itu event senior pertamanya di kejuaraan dunia.
”Daniel adalah karate yang baru memasuki usia senior. Di level senior dia belum memiliki peringkat dunia WKF, namun di U-21 dia menempati peringkat 3 terbaik. Jadi, dia punya potensi di masa depan, terbukti dia mampu tampi bagus di Madrid meski hanya dua kali main,” jelas Dhonny.
Indonesia sendiri berpunya peluang saat empat karateka kumite lainnya tampil pada hari kedua, sore ini.
Mereka adalah Cok Istri Agung Sanistyarani (-55 kg), Srunita Sari Sukatendel (-50 kg), Rifky Ardiansyah Arrosyiid (-60 kg), dan Sandi Firmansyah (-75 kg).
Sandi yang turun pada laga pertama, akan langsung menghadapi lawan tangguh asal Jepang, Ken Nishimura, yang merupakan karateka peringkat 5 WKF.
Bahkan, Nishimura juga telah menjuarai 3 ajang WKF selama 2018, yakni WKF Premier League Paris dan Rotterdam, serta WKF Seri A Chile.
Sementara Rifky yang peraih medali emas Asian Games 2018 akan menunggu pemenang laga Douglas Brose (Brasil) kontra Boxiang An (China). Brose adalah karateka peringkat 5 dunia, sementara An karateka 173 WKF.
“Kami berharap Rifky bisa menunjukkan kualitas bermainnya seperti merebut emas Asian Games dan mampu 5 kali tampil di Chile. Ini momen yang sangat penting baginya untuk menaikkan peringkat,” tutur Kepala Pelatih Syamsuddin.
Harapan sama tertumpu kepada Cok Istri dan Srunita. Cok Istri yang kini menempati peringkat 16 WKF akan menghadapi Alison Oliver asal Selandia Baru, karateka peringkat 55 WKF.
Sementara Srunita (14 WKF) akan menghadapi andalan Bulgaria Kristina Svilenova, peringkat 83 WKF.
“Peluang karateka putri memang lebih terbuka. Apalagi, Srunita dan Cokie sudah cukup banyak pengalaman tampil di event dunia,” jelas Syamsuddin.