TRIBUNNEWS.COM, PACITAN - Komunitas olahraga paralayang Jawa Timur saat ini mengarahkan perhatiannya ke Liga Paralayang Jawa Timur Seri 5 yang dirangkaian dengan Batu Open, digelar mulai Jumat (9/11/2018) hingga Minggu (11/11) lusa di Batu, Malang.
Paralayang memang tengah naik daun lagi, pasca keberhasilan 'pengangkasa' Indonesia di Asian Games XXVIII/2018 itu.
Event paralayang digelar di banyak daerah, dan Jawa Timur termasuk yang aktif. Dampaknya, proses pembinaan di daerah-daerah di bawahnya juga bergerak, tak terkecuali di Pacitan.
Menariknya, di Pacitan, pecinta paralayang mayoritas dari kalangan remaja, utamanya dari kalangan SMA.
Tak mengherankan jika dua di antara tiga atlet paralayang yang mewakili Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) Pacitan bidang paralayang Pacitan adalah dua pelajar, yakni Aisyah Indhika Desta Rahmadhani, siswi dari SMKN 2 Pacitan, dan Annas Alvianto Eka Putra, siswa SMAN 1 Pacitan. Seorang lainnya adalah Daris Muhammad, dari Ploso.
Rina Susiantri, official yang mendampingi atlet paralayang dari FASI Pacitan, menjelaskan bahwa FASI Pacitan bidang paralayang berkomitmen mendorong atlet Pacitan berlisensi PL-1, dengan mengikuti Liga Paralayang Jawa Timur Seri 5 dan Batu Open 2018 ini.
"Karena memang harus terus berlatih, apalagi masih siswa, jadi terbang dalam pengawasan atau di pandu pelatih," ujarnya, sebagaimana dikutip dari halopacitan. Pada dua event di Batu, Malang, itu, Aisyah, Avi, dan Daris akan 'terbang' di beberapa kelas yang dilombakan, di antaranya kelas individu putra dan putri, kelas beregu, kelas siswa (junior) putra dan putri, dan kelas terbuka.
"Targetnya mudah-mudahan take off lancar, terbang melayang dan happy landing," harap Rina Susiantri.
Itu juga yang diharapkan orang tua Avi, sapaan dari Annas Alvianto Eka Putra, siswa SMAN 1 Pacitan itu.
"Kami terus dilapori kalau Avi rajin berlatih bersama rekan-rekannya di FASI Pacitan bidang paralayang itu," kata Raden Wuryanto, ayah Avi, Jumat (9/11/2018).
Avi adalah putra pertama dari R.Wuryanto dan Indah, keluarga pekerja pers di Jakarta.
"Sebagai orangtua kami hanya bisa mendoakan dan mendorong kemajuannya," ujar Wuryanto, wartawan olahraga harian Rakyat Merdeka ini.
Avi semasa kecil tinggal bersama kedua orangtuanya di daerah Karawaci, Tangerang, Banten. Namun, dia memilih meneruskan pendidikannya di Pacitan, kampung kelahiran Indiah, tinggal bersama neneknya.
Adiknya, Ian, ganti tinggal di Jakarta. Avi hanya ke Jakarta saat liburan sekolah, dan lebih sering bersama ibunya yang bekerja di harian Bisnis Indonesia.