TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Ajang Kejurnas Reli 2018 putaran dua dan tiga yang digelar di kawasan perkebunan Rambong Sialang, Sumatera Utara, pada Sabtu (17/11) dan Minggu (18/11) diikuti oleh sebanyak 43 pereli nasional.
Ajang yang didukung penuh oleh Ikatan Motor Indonesia (IMI) Sumatera Utara ini berhasil terlaksana berkat solidaritas kuat yang terjalin dalam komunitas reli Tanah Air.
Dengan penyelenggaraan dua putaran dalam satu waktu membuat Kejurnas Reli Medan menjadi salah satu ajang reli yang paling dinanti-nanti.
Apalagi, para reli berpeluang mendapatkan poin ganda sehingga kesempatan untuk menjadi juara nasional masih sangat terbuka lebar bagi siapapun.
Kejurnas Reli Medan diikuti oleh beberapa pereli nasional, seperti H. Rihan Vahriza, Aldrian SC, Edwin Djaya, H. Rahmat atau yang akrab disapa Ame, Ryan Nirwan, TB Adhi, Erwin Mancha, hingga Bimo Pradikto.
Cuaca di kawasan Rambong Sialang yang tak menentu hujan turun mendadak, namun tiba-tiba bisa panas membuat perlombaan akan semakin menarik untuk disaksikan.
Rifat Sungkar selaku Ketua Komisi Rally IMI Pusat mengungkapkan rasa syukurnya untuk antusiasme para pereli dalam mengikuti Kejurnas Reli Medan.
“Saya mewakili IMI merasa sangat senang karena reli Medan dapat terlaksana berkat kerja sama dan dukungan pihak-pihak sponsor, serta solidaritas kuat yang terjalin di dalam komunitas reli sendiri,” ungkap Rifat.
Tak hanya itu, Komisi Rally dan Sprint Rally IMI Pusat yang juga diisi oleh beberapa nama seperti Hervian Soejono, Iwan Kurniawan, Adi Wibowo, serta Anthony Sarwono saling bersinergi dalam menyatukan misi, yaitu untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu lokasi Asia Pasifik Rally 2019.
Rifat menambahkan, “Kami sangat serius mendukung reli Medan ini karena utusan FIA Asia Pasifik akan meninjau langsung ke lokasi untuk melihat riset dan pengembangan kancah reli Tanah Air. Dukungan seluruh pecinta reli pun membuat kami bersemangat untuk mengembangkan ajang reli di Indonesia.”
Medan pun dianggap oleh IMI sudah sangat berpengalaman dalam ajang reli berkat penyelenggaraan World Rally Championship pada 1997 silam. Namun tentu saja, IMI akan terus berkomitmen untuk meningkatkan standarisasi agar perlombaan reli internasional dapat diadakan di Indonesia.
Satu hal nyata yang telah dilakukan oleh Indonesia dalam mengembangkan kancah reli adalah dengan memproduksi ban reli buatan dalam negeri. Usaha ini diharapkan dapat menjadi motivasi baru bagi para peserta, karena ban reli produk dalam negeri dijual dengan harga yang sangat terjangkau.
Ke depannya, pengembangan juga akan dilakukan di sektor-sektor lainnya demi membuat kancah reli lebih mudah dijangkau oleh siapapun.