Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Setelah menyabet gelar Juara Dunia Putri U-10 Catur Cepat di Minks, Belarusia pada Juli 2018 lalu, Samantha Editsho kini kembali menorehkan hal serupa.
Kali ini, Samantha meraih gelar Juara Dunia dari Catur Klasik FIDE World Cadet Chess Championship di Santiago de Compostela, Spayol, Jumat (16/11/2018).
Atas torehan itu, Samantha pun menjadi perbincangan publik dan sempat mendapatkan apresiasi dari Menpora Imam Nahrawi yang ditulis di media sosial Instagram pribadinya.
“Selamat Samantha atas gelar juara dunianya, tidak boleh terlena ya, terus belajar dan berlatihlah hingga nantinya menjadi seorang Grand Master,” begitu lah sebagian ucapan Menpora yang diunggahnya dengan foto Samantha saat berkunjung ke Kantornya pada Juli lalu.
Lantas, apa yang menjadikan Samantha diusianya yang tergolong masih belia ini kerap mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional?
Ternyata kunci kesuksesan Samantha ada di kedua orang tua serta bakat Samantha yang memang sudah terlihat sejak usia enam tahun.
“Samanta dikenalkan ke dunia catur pertama kali di usia 6 tahun saat diminta mengikuti kegiatan ekstrakulikuler di sekolahnya,” kata Larry Edith, ayah Samantha saat dihubungi Tribunnews, Senin (19/11/2018).
Cek Pengumuman Kelulusan CPNS Mahkamah Agung 2023 dan Cara Sanggah Hasil Integrasi Nilai SKD dan SKB
15 Soal Penilaian Harian Mapel IPS Kelas 8 SMP/MTs, Materi Bab 2 Dilengkapi Pembahasan Kunci Jawaban
Setelah melihat kemampuan Samantha, sang ayah kemudian berinisiatif mengikutkan tata ke sekolah catur yang ada di Bandung.
Dalam waktu kurang dari 3 tahun perkembangan kemampuan catur Samantha melesat jauh dan melampaui beberapa tingkatan untuk anak-anak seumurnya.
Lebih lanjut, mengenai mendidik Samantha, Larry mengatakan tak ada yang spesial.
“Kalau mengurus Samantha tidak ada yang spesial, cuma kita harus tahu dulu kemampuan anak, karena itu sangat mempengaruhi, pas kami tahu kemampuan Samantha kemudian saya sebagai orang tua baru mulai memfasilitasi, sehingga bisa optimal,” paparnya.
Soal capaian kedua menjadi juara Dunia, Larry menyebut bahwa Samantha sangat gembira dan berharap anaknya bisa menjadi contoh bagi anak-anak Indonesia lainnya.
“Samantha pastinya gembira sekali bisa kembali juara, ini sesuatu yang berharga buat dia karena bisa mengharumkan Indonesia,” kata Larry Edith.
“Saya ingin Samantha bisa menjadi motivasi buat anak-anak Indonesia supaya bisa berprestasi di usai muda,” tambahnya.
Sementara itu, soal bagaimana membagi tugas antara pendidikan dan catur, Larry dan sang Istri So Siau Sian mengaku mempunyai cara tersendiri agar Samantha bisa menjalani kedua hal tersebut.
Namun, bagi mereka pendidikan tetap hal utama atau lebih diprioritaskan mengingat Samantha masih berusia 10 tahun.
“Kalau sekolah, Samantha ikut homeschooling, jadi bisa kita atur antara catur dan sekolah, tapi kalau waktunya belajar ya harus belajar,” jelas Larry.
Setelah kejuaraan ini, pada 2 Desember 2018, Samantha akan mengikuti kejuaraan catur Penang Open lalu dilanjuti dengan Johor Open di Malaysia.
Terakhir, Larry pun berharap dengan munculnya Samantha, percaturan di Indonesia bisa mulai bangkit sehingga bisa menciptakan pecatur-pecatur andal yang nantinya bisa membawa nama harum Indonesia.
“Harapan saya mustinya catur Indonesia sudah mulai bangkit kan sudah lama tertidur, sudah tertinggal jauh dengan negara-negra lain karena masih pakai cara lama tidak ada pembaharuan, dan munculnya Samantha saya harap juga menjadi momentum untuk ke arah yang lebih baik lagi,” pungkasnya.