TRIBUNNEWS.COM - Ajang 17th Asian Continental Chess Competition dipastikan akan terjadi pertarungan yang keras.
Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi PB Percasi, Kristianus Liem, mengungkapkan hal tersebut setelah melihat peta pemain.
Analisa Kristianus tersebut didasarkan pada daftar unggulan teratas pada pecatur pria terdapat sekitar 15 orang yang dapat disebut sebagai GM Super dengan rating diatas 2600.
“Bahkan empat peserta dari 15 GM super memiliki rating di atas 2700. Asia sudah menjadi kekuatan dunia. Indonesia menempatkan GM Susanto Megaranto sebagai unggulan ke-24 dengan rating 2512 disusul dg IM Novendra Priasmoro (2483) di urutan 29; lalu IM Yoseph Taher dan IM Sean Winshand Cuhendi di unggulan 34 dan 42 dari total 64 peserta,” jelasnya dalam siaran pers yang diterima redaksi, Senin (10/12/2018).
Baca: Mengaku Anggota Satreskrim Polres Purwakarta, RA Ternyata Hanya Tukang Bersih-bersih
Kris lebih lanjut menjelaskan bobot permainan di turnament ini juga terlihat dari sejumlah 64 peserta dari 14 negara catur asia hanya 7 orang yang tidak bergelar. Sementara sisanya memiliki gelar dengan 29 Grandmaster dan 18 orang Internasional.
Pertarungan sengit juga diprediksi Kristianus untuk laga pecatur perempuan. WGM Medina Warda Aulia menempatkan dirinya di unggulan ke-5 dalam pertandingan ini. Meski demikian hal tersebut bukanlah hal mudah untuk mencapai posisi puncak.
“Di luar dugaan, unggulan pertama ditempati pecatur yang baru bergelar WIM tetapi memiliki rating sangat tinggi untuk ukuran pecatur wanita, (WIM Jiner Zhu-2409),” jelas Kris.
“Tiga nama lainnya di atas media dua diantaranya bergelar IM, Guliskhan Nakhbayeva (2371) yang pernah bertahun-tahun menjadi pecatur nomor satu Kazakhstan, dan Guo Qi (2368) dari Tiongkok yang pernah menjadi Juara Catur Junior Dunia,” imbuhnya.
“Dengan komposisi tersebut dapat dipastikan turnamen akan berlangsung keras baik di pertandingan putra maupun putri. Tersedia tiket menuju World Cup 2019, di kelompok women hanya terdapat satu tiket, sedangkan di open (putra) terdapat 5 tiket kualifikasi,” ungkap Kris. "Meskipun berat tetapi peluang masih tetap terbuka," imbuhnya.
Senada dengan Kris, Chief de’ mission Tim Indonesia, Azrie Sofyan Syarief yang juga merupakan Tim Social Investment JAPFA mengungkapkan optimisme senada.
“Sebelumnya berangkat tim pecatur Indonesia sudah mendapatkan pelatihan yang memadai dengan Pelatih Tibor Karolyi,” Jelas Azrie. “Setidaknya pelatihan tersebut dapat mempersiapkan atlet catur Indonesia untuk menghadapi lawan-lawan kuat di Asia,” imbuhnya.