News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Muddai Mada Semakin Mantap Maju di Pencalonan KONI Pusat dan Siap Bertarung engan siapapun

Editor: Toni Bramantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menata olahraga Indonesia ke arah lebih baik. Konsep itulah yang ditawarkan Muddai Madang saat saat maju dalam bursa pencalonan Ketua Umum KONI Pusat periode 2019-2023 pada Musyawarah Organisasi Nasional Luar Biasa (Musornaslub) di Hotel Sultan Jakarta, 2 Juli mendatang 2019.

Muddai Madang yang juga Wakil Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) itu, secara detail memaparkan terobosan yang akan dilakukannya jika terpilih dalam melepas berbagai persoalan yang dapat menghambat perkembangan prestasi olahraga Indonesia ke depan.

Seperti masalah finansial yang membelit KONI Pusat, dia pun telah memiliki solusinya dengan meminta kepada kementrian terkait untuk BKO pegawai sipilnya atau memaksimalkan peran sponsor.

"Kalau namanya gaji itu hak. Hak harus diselesaikan, dibayar. Cara selesaikan ya duduk bersama. Kita cari tahu, siapa yang buat hutang, siapa yang akan bayar. Bisa meminta kepada Kemenpora atau Menko PMK agar mem-BKO-kan PNS-nya ke KONI Pusat. Bisa 10 sampai 20 orang dengan gaji dari tempat asal mereka bekerja. Sementara KONI Pusat tinggal memberikan uang transport dan uang makan," papar Muddai Madang di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, Minggu (16/6/2019).

Cara lain, lanjut Muddai, adalah dengan memaksimalkan peran pihak ketiga. Sponsor bisa mengurusi masalah dana operasional organisasi.

"Jika terpilih, ke depan akan berusaha mengatasi masalah ini (keuangan) dengan memaksimalkan dana sponsor sebagai pihak ketiga," ungkap mantan Ketum KONI Sumsel ini.

Memaksimalkan pihak ketiga menjadi salah satu jalan keluar, kata Muddai, itu wajib. Sebab, ada beberapa kondisi yang mengharuskan untuk dihindari penggunaan uang negara (APBN). Misal, gaji karyawan. Mengingat, pegawai KONI tidak semua berstatus PNS.

"Memanfaatkan pihak ketiga ini seperti yang dilakukan di KOI. Biaya operasional KOI itu sudah tidak lagi menggunakan APBN dan patut diterapkan KONI Pusat. Semua bisa dengan maksimalkan peran sponsor," jelasnya.

Dalam melibatkan sponsor, kata Muddai, olahraga Indonesia harus bisa dijual. Atmosfernya juga harus kondusif. Ibarat barang, chassingnya harus dibuat cantik. Jika sudah cantik dan menarik, pasti ada yang tertarik. Artinya, olahraga Indonesia harus berprestasi dan menghibur.

Karena itu, fokus yang akan dilakukan Muddai jika terpilih nanti adalah membuat olahraga Indonesia menarik. Caranya, dengan menitik beratkan pada pembinaan prestasi.

Setiap kelompok cabang olahraga seperti terukur, bela diri, permainan, dan ketangkasan akan diperkuat dengan pelatih fisik, sport science, dan sport intelligence.

"Kita sudah bicara teknologi untuk pembinaan. Juga sport intelligence untuk ukur kekuatan lawan dan kita seperti apa sehingga jika kita punya target tidak melesat jauh sampai 30 persen misalnya," katanya.

Dengan misi ini, Muddai semakin mantap maju di pencalonan KONI Pusat dan siap bertarung dengan siapapun.

Bahkan, dia dengan tegas menghindari terpilih secara aklamasi.

"Aklamasi itu kemenangan di luar Arena. Aklamasi memang boleh tapi nggak sedap. Apalagi olahraga itu pertarungan. Jika kita petarung ya bertarung di arena. Meski tahu lawan punya kekuatan 70 persen, tetap harus bertarung sampai ada pemenang. Karena itu, saya minta kepada teman-teman cabor dan KONI Provinsi untuk bersaing dengan sehat," ujarnya.

Dalam pencalonan ini, mantan Ketua KONI Provinsi Sumatera Selatan ini lebih mengutamakan dukungan dari pemerintah.

"Pencalonan saya sebagai Ketua KONI ini harus mendapat dukungan dari Pemerintah karena saya butuh Pemerintah. Saya maju ini bukan untuk berantem dengan pemerintah. Jadi KONI, KOI, dan Pemerintah harus jalan bersama-sama," selorohnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini