TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya dua peserta Surabaya Marathon 2019, Husnun Nadhor Djuraid (60) dan Oentong P Setiono (55).
Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya M Fikser menyampaikan, Pemkot Surabaya memastikan telah memberikan perhatian khusus untuk membantu panitia agar kedua jenazah itu bisa kembali ke keluarga.
"Kita berkolaborasi dengan panitia dan kita menghubungi pihak keluarga, kita koordinasi untuk bagaimana jenazah cepat kembali ke pihak keluarga," kata Fikser, Minggu (4/8/2019).
Ia menyampaikan, sebelum tiba di garis finish, kedua pelari itu pingsan. Kemudian, keduanya ditandu oleh tim medis dan mendapat pertolongan dari tim medis.
Mereka juga sempat dilarikan ke IGD RSU Dr Soetomo Surabaya agar mendapat penanganan lebih lanjut. Namun, nyawanya tidak tertolong.
"BPB dan Linmas langsung ke lokasi IGD RSU Dr Soetomo untuk melakukan pengecekan dan berkoordinasi dengan panitia serta menghubungi pihak keluarga," ujar dia.
Pria kelahiran Serui ini juga menyampaikan bahwa sebelumnya Pemkot Surabaya telah mem-back-up kegiatan ini dengan menyiapkan semua kebutuhan, seperti petugas medis ataupun ambulans di titik-titik lokasi istirahat.
"Di setiap spot-spot itu kami sudah siapkan petugas medis dan ambulance," kata dia.
Namun, untuk semua biaya administrasi yang ditimbulkan atas kejadian ini, kata Fikser, akan ditanggung oleh panitia.
Ke depan, Pemkot Surabaya dan panitia akan kembali melakukan evaluasi-evaluasi, terutama terkait kesiapan para pelari sebelum mengikuti event tahunan ini.
"Terutama bagi (kesehatan) para pelari, tetapi memang selama ini verifikasi sudah dilakukan, sebelum mendapatkan nomor peserta," ucap Fikser.
Sementara itu, Ketua Panitia Surabaya Marathon 2019 Fransisca Budiman menyampaikan, dua pelari yang meninggal dunia tersebut telah dipulangkan ke keluarganya masing-masing.
Ia menambahkan, seluruh biaya serta santunan akan ditanggung oleh pihak panitia penyelenggara Surabaya Marathon 2019.
"Tadi kami mengurus jenazah almarhum sampai dibawa pulang ke rumah duka. Kami juga menanggung semua biayanya juga memberikan santunan di luar asuransi," kata Fransisca.
RSUD Dr Soetomo Sayangkan Tak Ada Verifikasi Kesehatan
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soetomo, Surabaya, menyayangkan insiden meninggalnya dua peserta Surabaya Marathon 2019 kategori lari 10 kilometer.
Alasannya, panitia tidak secara detail melakukan pengecekan kondisi kesehatan para peserta, apakah layak mengikuti gelaran tersebut atau tidak.
"Kami tentunya menyayangkan, ini acara kan besar dengan beban fisik yang juga besar. Mestinya panitia penyelenggara membuat satu sistem tentang kelayakan peserta," kata Humas RSUD Dr Soetomo, dr Pesta Parulian, saat dihubungi, Minggu (4/8/2019).
Selain melakukan pemeriksaan kesehatan, lanjut dia, panitia seharusnya memilihkan kategori jarak peserta.
Dengan begitu, insiden meninggalnya peserta di ajang lari maraton tersebut bisa diantisipasi. Ia menyebut, panitia hanya memberikan persyaratan wajib, dengan meminta peserta melampirkan pemeriksaan kesehatan.
Tetapi, hal itu tidak diiringi dengan verifikasi kondisi kesehatan peserta.
"Kalau kami lihat di peraturan yang disebar di media siber kan ada peraturannya untuk wajib memeriksakan kesehatan. Tapi, tidak diverifikasi apa memang kondisinya ini (layak)," ujar dia.
Ia mengaku, panitia tidak melibatkan pihak RSUD Dr Soetomo secara aktif dalam kepanitiaan. Menurut dia, panitia hanya meminta untuk disiapkan sejumlah unit ambulans.
"Secara resmi koordinasi dalam bentuk kepanitiaan ya tidak ada. Panitia hanya minjam ambulans dan minta disiapkan ambulans di acara tersebut. Kami sudah memenuhi. Tetapi, koordinasi sebagai tim kita tidak ada," kata dia.
Ia berharap, ke depan panitia Surabaya Marathon 2019 bisa melakukan evaluasi dengan melibatkan RSUD Dr Soetomo dalam event akbar tersebut.
Sehingga, ketika terjadi insiden semacam itu, lebih mudah untuk diantisipasi. "Kami sudah punya sistem penanggulangan darurat terpadu. Tentunya ini dengan acara sebesar ini, maunya kami ini dilibatkanlah. Sehingga semuanya bisa terantisipasi," kata Pesta.
Seperti diberitakan, dua peserta Surabaya Marathon 2019 meninggal dunia saat mengikuti ajang lomba maraton kategori 10 K di Surabaya, Minggu (4/8/2019).
Kedua peserta yang meninggal itu adalah Husnun Nadhor Djuraid (60), warga Kota Malang, Jawa Timur, dan Oentong P Setiono (55), warga Kelapa Gading, Jakarta.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "2 Peserta Surabaya Marathon 2019 Meninggal, RSUD Dr Soetomo Sayangkan Tak Ada Verifikasi Kesehatan" dan "Panitia Tanggung Biaya 2 Peserta Surabaya Marathon yang Meninggal Dunia".