Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi turut hadir dalam perayaan Hari Olahraga Nasional (Haornas) ke-36 yang diadakan di tepi sungai Martapura, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Minggu (8/9/2019) malam.
Dalam perayaan tersebut, Menpora memberikan laporan mengenai prestasi-prestasi Indonesia setahun terakhir, rencana kedepan Indonesia dalam menawarkan diri menjadi tuan rumah baik single event atau multi event, dan memberikan penghargaan kepada para atlet berprestasi dan mantan-mantan atlet yang telah berjasa bagi Indonesia.
Tak hanya itu, dalam kata sambutannya, Menteri asal Bangkalan, Madura itu juga membahas mengenai polemik antara Djarum Foundation dengan KPAI terkait adanya eksploitasi anak.
Menpora menegaskan, Audisi Djarum yang mencari bibit-bibit pebulutangkis muda Indonesia sejak 2006 tak ada unsur Ekploitasi yang sebelumnya dilontarkan oleh KPAI. Ia pun berharap, Djarum Foundation tidak menghentikan kegiatan tersebut.
“Kemudian poin keempat, saya tegaskan tadi bahwa audisi Djarum tidak boleh berhenti. Terus berjalan, karena kami sudah melihat dan mendalami bahwa tidak ada soal-soal mengenai eksploitasi anak,” kata Menpora di acara Haornas 2019.
“Tentu kalau itu terjadi (eksploitasi anak) sesungguhnya sudah dilakukan tindakan-tindakan sebelumnya oleh aparat keamanan tapi sejauh ini semuaberjalan dengan baik, dan ini menjadi suport kita kepada Djarum dan seluruh sponsor atau donatur atau bapak asuh untuk terus membantu olahraga tanah air, karena pemerintah pusat dan pemerintah daerah tidak cukup bekerja sendiri harus dibantu, harus ada partisipasi publik yang kuat,” paparnya.
Seperti diketahui KPAI sempat menyatakan audisi bulutangkis Djarum Foundation mengandung unsur eksploitasi anak.KPAI menyebut, logo Djarum Foundation yang terdapat di baju anak-anak peserta audisi menjadi sarana promosi rokok Djarum secara gratis.
Mendengar pernyataan tersebut PB Djarum membantah, dan mengatakan bahwa yang digunakan bukan lah logo promosi rokok melainkan logo Djarum Foundation yang telah digunakan sejak audisi pencarian bibit pebulutangkis Indonesia sejak 2006 silam.
Perbedaan kedua persepsi yang panas beberapa bulan terakhir ini akhirnya membuat Djarum ambil keputusan. Djarum membuat pernyataan yang intinya ingin menghentikan kegiatan audisi pebulutangkis muda yang telah dilakukan secara konsisten sejak 13 tahun silam.