TRIBUNNEWS.COM, AMBARAWA - Guna mengembangkan potensi besar Wisata Olahraga Dirgantara (Air Sport Tourism) di Jawa Tengah, PB FASI (Pengurus Besar Federasi Aero Sport Indonesia) bersama Pemerintah Daerah Kabupaten Semarang dan Pemerintah Propinsi Jawa Tengah, menggelar seminar Pengembangan Pariwisata Melalui Olahraga Dirgantara di Hotel Griya Persada, Bandungan Ungaran, Ambarawa pada Kamis (19/9).
Sekjen PB FASI, Marsma TNI Basuki Rochmat, mengajak para pemangku kepentingan agar menjemput bola memenuhi keinginan wisatawan usia milenial yang gemar hal-hal baru nan menantang.
“Olahraga dirgantara sangat cocok bagi anak muda yang gemar tantangan dan aktif menayangkan kegiatan mereka di media sosial, Tayangan-tayangan itu dengan sendirinya ikut mempromosikan berbagai daerah dengan potensi wisatanya," ungkapnya.
Sementara itu Direktur Eksekutif FAI (World Air Sports Federation), induk olahraga dirgantara dunia, Agust Gudmundsson, mengingatkan bahwa Indonesia harus cermat dan cerdas memanfaatkan olahraga dirgantara sebagai daya tarik wisata.
“Jangan mau kalah dengan olahraga air, seperti selancar, jet ski, layar, selam dan snorkling,. Harus ada kerjasama apik antara semua pihak terkait, terutama Bea Cukai dan Imigrasi. Kalau biaya kargo pengiriman layangan untuk atlit Gantolle berlomba jadi kendala, carilah pemecahannya segera. Karena Indonesia adalah surga olahraga dirgantara dan wisata, jangan matikan potensi besar itu,” paparnya.
Mantan pilot Gantolle asal Islandia itu menyebut bahwa FAI sangat senang dengan meningkatnya kejuaraan resmi mereka yang digelar di sini selama lima tahun terakhir. Dengan makin banyak kejuaraan internasional digelar di Indonesia, diharapkan makin banyak juga atlet handal bermunculan yang bisa bersaing di tingkat dunia. Agust malah menantang Indonesia menjadi tuanrumah World Air Games 2026 dan Olimpiade olahraga dirgantara sedunia.
“Jika Turki pada 2022 akan menggelarnya di 6 kota, kenapa Indonesia tidak. Jawa Tengah sangat layak ikut berperan,” jelasnya.
Tak lupa ia berpesan agar jika ingin melibatkan lebih banyak wisatawan lokal maupun mancanegara berolahraga dirgantara, segera bangun landas pacu di Desa Sraten.
Agar dahaga masyarakat dan wisatawan yang ingin merasakan sensasi terbang tandem (passenger flights) dengan Gantolle Bermotor (Microlight/Trike), pesawat Terbang Layang dan Swayasa sambil menikmati pemandangan indah persawahan dan gunung, bisa tersalurkan.
Seminar yang menjadi rangkaian kegiatan Piala Telomoyo V 2019, dimaksudkan untuk mempertemukan pihak-pihak dengan berbagai ide kreatif dan menarik dalam mengembangkan wisata olahraga dirgantara dengan pemerintah dan instansi terkait.
Masih banyak yang tidak tahu tahapan persiapan penyelenggaraan kegiatan olahraga dirgantara; dari proses pengurusan ijin kegiatan di tingkat desa hingga Mabes Polri dan kemasan acara yang terbaik menjaring pengunjung.
Seperti (Kapt) Jose “Joy” Roa yang membagi pengalamannya menjadi promotor Festival Balon Udara di Filipina. Bagaimana setelah sekian tahun berkiprah, akhirnya ia bisa membantu meningkatkan kehidupan ekonomi masyarakat sekitar bandara Clark, lokasi kegiatannya.
Ketika ia hendak memutuskan besarnya paket sponsor yang akan ia ajukan ke perusahaan, ia menghitung secara umum. Bila jumlah penonton yang akan datang diperkirakan sekitar 100.000 orang dan sponsor membiayai Rp. 10.000/penonton, maka dana yang harusnya ia terima sebesar Rp. 1 Miliar.
Untuk menjaring lebih banyak pengunjung, ia tambahkan acara hiburan musik, peragaan terbang pesawat aerobatik, bazar, festival makanan hingga pemilihan Putri Dirgantara.
Ersy Firman, Wakil Sekjen PB FASI, membagi kisah sulitnya ia mencari dukungan dana dari perusahaan untuk menggelar Kejuaraan Terbuka Lintas Alam Gantolle (Layang Gantung) Piala Telomoyo sejak pertama kali diadakan pada 2014.
“Harus jelas keuntungan apa yang bisa saya berikan pada sponsor, karena olahraga dirgantara belum banyak dikenal masyarakat,” katanya.
Sebagai upaya menarik minat sponsor, Ersy, pilot Gantolle regu DKI Jaya pada PON XIX Jawa Barat 2016, menekankan pentingnya memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan setiap kegiatan olahraga dirgantara yang dilakukan.