TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kejurnas Speed Offroad seri II akan berlangsung di Sirkuit Suwarnadwipa Nusantara di Muara Bungo, Jambi pada tanggal 19-20 Oktober 2019 mendatang.
Pada Seri pembuka di sirkuit Tembong Jaya, Serang, Banten, BMB Motorsport–Hascar Group memboyong gelar juara melalui duet pebalap Tb Adhi/Popeye Aditia yang mengendarai Jeep Compass.
Di sirkuit kebanggaan masyarakat Muara Bungo itu tim yang bermarkas di Binuang, Kalimantan Selatan ini, hadir tidak lengkap dan hanya mengirimkan duet pebalap kelas free for all-nya: Tb Adhi dan Popeye saja.
“Sebagian besar pebalap kami melaksanakan ibadah umroh,” ungkap Bayu Murti, Manager BMB Motorsport, Hascar Group.
Kendati hanya menghadirkan pebalap kelas FFA, namun persiapan tim tetap tidak main-main. Apalagi sirkuit baru ini menghadirkan sejumlah tantangan yang membutuhkan setting teknis yang penuh perhitungan.
Misalnya, sirkuit yang memiliki panjang sekitar 7,4 km ini, memiliki trek lurus yang paling panjang di Tanah Air.
“Sirkuit ini mempunyai karakter medium high speed,” ujar Tb Adhi.
Menurut pebalap nasional yang berulang kali mengkoleksi gelar juara nasional ini, di trek lurus, pebalap cenderung mengejar waktu dengan menginjak pedal gas sedalam mungkin.
Sementara sebagian besar corneringnya harus dilibas dengan medium speed.
Dengan karakter sirkuit seperti ini, maka Tb Adhi dibantu tim mekanik harus focus kepada dua hal : menjaga temperature mesin agar tidak over heating, dan merubah gear rasio.
“Kami harus lebih konsentrasi menjaga ritme kecepatan kendaraan, tidak boleh lengah dalam memposisikan kendaraan (race line) dan braking,” kilah Tb Adhi.
Untuk mendukung strategi tersebut, maka tim teknis harus berfikir keras. Salah satunya dengan melakukan tuning ulang pada ECU MOTEC.
Namun, ubahan pada “otak” mesin ini akan berdampak pada berkurangnya tenaga mencapai 20 HP.
Faktor safety juga tidak dilupakan tim BMB Motorsport. Untuk itulah Jeep Compass yang dijadikan kuda pacu Tb Adhi ini dilengkapi dengan fire extinguisher produk Ares Suppression System yang jauh lebih canggih dari “pemadam api” yang lama.
Alat Pemadam Api Ringan (APAR) ini dibuat terintegrasi dengan 6 titik nosel penyembur dan mudah dilakukan pengisian ulang. Dengan APAR ini, pebalap tidak lagi was-was menghadapi tragedi kebakaran saat balapan.
Rancangan strategi ini bisa saja berubah setelah kuda pacu melakukan test di Sirkuit Suwarnadwipa Nusantara.
“Di sesi latihan, kami akan mengambil data sebanyak mungkin untuk dapat dijadikan bahan dalam melakukan setting secara teknis nanti,” kata Tb Adhi.