TRIBUNNEWS.COM, KUDUS - Suasana pengumuman tahap kedua memang tidak sedramatisir di tahap sebelumnya, dimana banyak peserta berurai airmata begitu diumumkan siapa-siapa saja yang berhak lolos ke tahap berikutnya.
Bagi yang tetap lolos, tentu hal ini menambah semangat, seperti yang dirasakan oleh pebulutangkis kelompok U-13 Putra asal kota Bitung, Sulawesi Utara, Nathaniel Breyfi Tangkilisan dan pebulutangkis putri yang bertarung di kelompok U-11 Putri, Aurellia Florenza Lumoindong yang dinyatakannya lolos ke tahap tiga Audisi Beasiswa Bulutangkis 2019 PB Djarum di GOR Jati, Kamis(21/11).
Iel-sapaan akrab Nathaniel Breyfi Tangkilisan sebelumnya telah empat kali mengikuti babak final Audisi pencarian bakat oleh PB Djarum itu dan menemui kegagalan.
Sedangkan Aurellia baru pertama kalinya mengikuti Audisi Umum Beasiswa Bulutangkis 2019, namun sudah menunjukkan bakat yang luar biasa berhasil menembus babak final tahap ketiga. Sebuah prestasi yang membanggakan, mengingat Aurellia baru satu tahun bergabung dengan PB Pisok Manado.
"Aurellia baru satu tahun ini saya masukan ke PB Pisok tempatnya Liliyana Natsir bermain dulu, saya hanya ingin Aurellia ini bisa memanfaatkan pola lakunya yang tidak bisa diam, makanya saya masukan saja ke PB Pisok. Ternyata baru satu tahun bergabung, dia sudah menunjukkan bakat alamnya di arena bulutangkis," tutur sang papa yang setia mendampingi Aurellia.
Yang jelas Aurellia sendiri ingin mengikuti jejak seniornya, Liliyana Natsir dan Gregoria Mariska Tunjung menjadi pebulutangkis handal di arena internasional.
"Saya mengidolakan Liliyana Natsir dan Gregoria Mariska Tunjung di bagian putri dan Anthony Ginting," aku Aurellia.
Sedangkan Nathaniel berharap bisa melaju hingga ke tahapan karantina.
"Pada Audisi yang kelima ini, saya berhasil lolos ke tahap 3. Mudah-mudahan saya bisa melangkah lagi di babak eliminasi besok agar lolos menuju tahapan karantina," ungkap sulung pasangan dari pasangan HannyTangkilisan dan Stefani Taroreh itu.
Nathaniel mengenal Bulutangkis sejak duduk di bangku kelas 4 Sekolah Dasar (SD) dengan bergabung bersama klub lokal setempat Mandala Pratama Bitung, Sulawesi Utara.
"Ia sempat berhenti berlatih atau vakum selama dua tahun. Karena, waktu itu Ayahnya kerja sebagai Pelaut. Jadi, setiap pulang latihan jam 10 malam. Jadi, saya stop dulu latihannya. Sekarang, setelah Ayahnya tidak bekerja di kapal lagi, ia kembali meneruskan latihannya," jelas sang mama, Stefani Taroreh yang mendampingi Iel selama berada di Kudus.
Selama persiapan mengikuti Audisi di Kota Kudus, Nathaniel sempat berlatih selama satu bulan di klub Aice Bekasi.
"Disana, ia kami titipkan untuk berlatih. Karena kemauannya yang keras saya dampingi hingga satu bulan di Bekasi, " tandas Stefani lagi.
Nathaniel yang sudah terbiasa hidup mandiri itu mengaku rela jauh terpisah dari Ibu dan Ayahnya jika ia lolos mendapatkan beasiswa.
"Meski jauh dari orang tua saya harus giat berlatih untuk menggapai cita-cita saya menjadi atlet Bulutangkis nasional seperti Anthony Ginting idola saya," kata pebulutangkis yang kini menginjak bangku kelas satu Sekolah Menengah Pertama(SMP) El-Shaday Bitung itu.