TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) XV/2019 penting untuk diselenggarakan karena ini merupakan ajangnya talenta muda Indonesia diasah.
Pentingnya pelaksanaan Popnas ditegaskan Sesmenpora, Gatot Dewa Broto, jumat (22/11). Sebab, ajang yang didukung Lembaga Pengelolaan Dana dan Usaha Keolahragaan (LPDUK) Kemenpora ini bisa menjadi jenjang kompetisi menuju prestasi dunia.
Diakui Gatot, Popnas kali ini banyak potensi-potensi muda yang lahir, dan itu sangat diperlukan sebagai stok awal atlet-atlet nasional dikemudian hari.
Tidak hanya di cabor panahan tetapi pada cabor-cabor yang lain juga akan tumbuh para atket-atlet muda yang membanggakan demi mewujudkan atlet-atlet nasional bermental pemenang karena sudah tertempa berbagai kompetisi sejak awal.
"Saya bersyukur ini kesempatan yang kedua saya ikut UPP penyerahan medali, yang pertama tempo hari di renang dan sekarang di panahan. Saya mendengar dari Pak Alman dan kawan-kawan PB Perpani, beliau-beliau merasa lega banyak potensi-potensi muda yang lahir dari Popnas ini, bahkan tidak hanya di cabor panahan tetapi beberapa yang lain," ungkap Gatot Dewa Broto.
Hal penting lagi yang ditekankan Sesmenpora adalah kontinyuitas waktu penyelenggaraan. Kondisi apapun, Popnas harus terselenggara pada tahun yang sudah direncanakan, karena pengunduran waktu akan berpengaruh pada kondisi atlet yang berhubungan dengan usia.
Maka langkah tepat bagi Kemenpora, Popnas tetap terselenggara 2019 meskipun karena berbagai kendala tidak di Papua dan diadakan di Jakarta serta Jawa Barat.
"Ngototnya pemimpin terdahulu harus Popnas di Jakarta ini sekarang dampaknya positif seperti ini. Coba kita bayangkan kalau Popnas diundur 2020 atlet umurnya sudah jalan tidak lagi di usia POPNAS usia pelajar, yang rugi adalah kita semua. Jangan remehkan Popnas, karena Popnas akan melahirkan atlet-atlet top dunia," paparnya.
Gatot Dewa Brotoa di Lapangan Panahan GBK didaulat mengalungkan medali kepada para juara Panahan Popnas Jumat (22/11/2019) untuk Devisi Nasional Mixed Team, yang diraih diraih pasangan Vani Fransisca/Ahmad Bil Adli Wal Ihsan (Riau). Kemudian perak digondol Tabina Noor Rumondang Siburian/M Aasif Fadhilah (Kaltim), perunggu Fitriyana Arlian CD/Rachendra Gosyen NM (Jateng).
Untuk perolehan medali, hingga tadi sore, DKI Jakarta memantapkan diri sebagai penguasa klasemen. Mereka mengamankan posisi puncak dengan koleksi 26 emas, 19 perak, dan 18 perunggu.
Kemudian Jawa Timur menguntit di bawahnya dengan 21 emas, 19 perak, dan 28 perunggu. Adapun Jawa Barat menempati posisi ketiga dengan 15 emas, 24 perak, dan 18 perunggu.
Secara terpisah, Kepala Sub Divisi Pengelolaan Dana Keolahragaan LPDUK Kemenpora, Rinto Ari Rakhmanto mengatakan, pada Popnas 2019 ini, LPDUK mendukung beberapa kegiatan.
Selain Opening dan Closing Ceremony, juga membantu untuk pembuatan logo Popnas, Branding di semua venue, dan lain-lain.
"Semoga tahun 2020, LPDUK bisa membantu lebih maksimal lagi program-program unggulan olahraga yg ada di Kemenpora," jelasnya.